bisnis
Sapa Penonton Jogja, Pemain Film Kemah Terlarang Ceritakan Banyak Kisah Mistis Selama Syuting


Jogja, (pidjar.com) — Penulis dan pemain film Kemah Terlarang menyapa penonton di bioskop Empire XXI Jogja, Sabtu (5/10/2024). Ratusan penonton tampak antusias saat para pemain muncul dan menyapa mereka di studio usai film diputar.
Salah satu pemain film Kemah Terlarang, Derby Romero menceritakan, selama proses syuting yang mengambil lokasi di Jogja ini banyak yang mengalami kejadian mistis. Meski sempat skeptis, namun ia juga mengalami hal ‘aneh’ selama syuting berlangsung.
“Pas syuting banyak (yang kesurupan). Kita lagi syuting ramai ada kesurupan beneran, stop sementara. Kebetulan gak cuma satu (orang yang kesurupan). Aku biasanya skeptis. Tapi waktu itu (saat syuting) sempet sesak nafas, ada yang jagain. Kejadian serem selama syuting tiap hari ada saja kejadiannya,” katanya.
Derby mengakui, ada pesan moral yang ingin disampaikan dalam film horor kedua yang dibintanginya ini. Menurutnya, ia menangkap pesan dari film Kemah Terlarang ini agar orang tidak meremehkan tentang suatu hal dan menghargai budaya lokal.
“Terpenting juga tidak egois,” kata Derby yang memerankan Heru dalam film ini.
Penulis Novel Kemah Terlarang, Wakhid Nurrokhim menambahkan, saat proses pembuatan film ini sempat menemui sejumlah gangguan. Kejadian-kejadian yang tidak terduga terjadi saat proses penggarapan film di Hutan Wanagama, Gunungkidul.
“Banyak kesamaan antara tulisanku dengan adegan film. Salah satunya saat kejadian dikafani itu, kan saat kejadian hujan. Nah kemarin waktu syuting mau adegan itu, semua sudah siap, kamera ready, lalu tiba-tiba hujan. Begitu kita keluar dari Wanagama tempat kita syuting, tidak ada hujan,” jelasnya.
Wakhid menyebut, sosok Rini yang menjadi narasumbernya tidak bisa secara utuh menceritakan pengalaman mistisnya ketika berkemah pada tahun 2016 silam. Namun ia secara tak nalar merasa bisa merangkai dan dibenarkan narasumber ketika novelnya selesai.
“Narasumber saya menyampaikan secara patah-patah, jadi semacam puzzle begitu. Lalu saya menuliskan begitu, ternyata nyambung ketika selesai. Saat menjadi novel, narasumberku bilang, tidak diceritakan tapi mengapa saya bisa tahu dan seperti itu yang dia alami,” ujarnya.
Wakhid menyebut, selama menulis novel dan penggarapan film, dirinya juga tak luput mendapat gangguan dari sosok tak kasat mata. Namun ia bersyukur karena gangguan tersebut bisa ditolerir. “Mungkin mereka mau kenalan. Sangat banyak kesamaan antara tulisan saya dengan adegan dalam film ini, ” imbuhnya.
Bahkan tembang yang dilagukan dalam film ini pun, lanjut Wakhid, tak luput dari cerita menarik. Tembang itu terasa sudah familiar bagi para pemain meski baru saja dibuat.
“Ada juga soal tembang yang dibuat 14 hari sebelum syuting. Tembang ini dibuat oleh saya, Band Bening dan kakak saya yang seorang dalang. Menariknya saat kita workshop, saya bertemu para cast, termasuk Lidya yang akan menembangkan itu, diperankan Zenia Zein, dia bilang sudah dengar tembang ini dua bulan sebelum reading. Ini tidak masuk akal karena tembang itu baru banget dibuat,” tandasnya.
Sementara aktor kawakan, Landung Simatupang pemeran Mbah Sonto berharap, para penonton bisa mendapatkan hal positif setelah menyaksikan Kemah Terlarang : Kesurupan Massal. Film tersebut disebut Landung berasal dari kisah nyata di kawasan Jogja yang harapannya bisa dinikmati dengan senang hati.
“Ada pesan alam, bahwa ternyata kita hidup di dunia ini bertumpuk dengan dunia tak kelihatan itu. Kita tak boleh kemudian meremehkan kisah-kisah lokal yang ada. Di Jogja banyak tempat-tempat yang kita anggap wingit. Siapa tahu memang benar-benar ada sejarahnya hingga tempat itu memiliki energinya sendiri, ” pungkasnya. (Ken).
-
Uncategorized4 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event4 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
Sosial3 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
musik4 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya4 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan1 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya