Pariwisata
Bangkit Usai Dihempas Banjir Cempaka, Desa Wisata Jelok Kini Makin Mempesona






Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Satu lagi tempat wisata air yang tengah digandrungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul. Ialah Kampung Jelok yang terletak di Desa Beji Kecamatan Patuk yang menyuguhkan panorama teramat indah. Bentangan Sungai Oya yang di kelilingi pepohonan menjadi daya tarik tersendiri. Dengan cepat, obyek wisata ini digandrungi oleh masyarakat. Mereka rela untuk menyusuri jalur dan jalanan yang cukup terpencil agar bisa sampai ke Desa Wisata Jelok. Namun tentunya bukan tanpa alasan masyarakat begitu antusias menempuh perjalanan tersebut. Pasalnya, kedamaian dan keindahan akan langsung terasa saat mereka sampai ke lokasi wisata.
Salah seorang pengembang objek wisata, Sukriyanto menjelaskan, Kampung Jeguran Jelok merupakan wisata baru yang dirintis oleh masyarakat selepas adanya bencana banjir pada akhir 2017 silam. Kawasan Jelok sendiri memang saat terjadinya Badai Cempaka tersebut memang porak poranda. Aliran sungai tersapu oleh banjir bandang dari Sungai Oya yang meluap.
Berawal dari keinginan untuk bangkit dari keterpurukan yang terjadi, masyarakat kemudian berupaya berbenah agar tempat ini tetap dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan.
Aliran Sungai Oya yang sebelumnya menjadi sumber bencana justru menjadi potensi yang dikembangkan oleh masyarakat. Bentangan Sungai Oya dengan kejernihan airnya sangatlah memikat mata. Dari situlah kemudian, susur Sungai Oya digagas oleh masyarakat dan pelaku wisata. Letak geografis yang mirip dengan Sungai Maron di Kabupaten Pacitan, kemudian dikembangkan oleh masyarakat.
“Selepas banjir itu kan kami tidak memiliki akses, kegiatan ekonomi masyarskat juga lumpuh. makanya kami upayakan membuat daya tarik lain dari tempat ini,” kata Sukriyanto, Selasa (11/09/2018).







Sepanjang kurang lebih 500 meter, pengunjung susur sungai akan menikmati indahnya Kampung Jelok yang begitu mempesona. Di sisi kanan serta kiri sungai tumbuh pepohonan besar yang membuat kesan nyaman dan silir. Air sungai yang jernih membuat para pengunjung dapat melihat biota yang ada di bawah sungai. Karena air yang terlihat jernih dan segar itu, tak jarang pengunjung juga nekat menceburkan diri untuk menikmati sensasi lain.
“Memang sengaja sih ada kami samakan dengan wisata di Sungai Maron, tapi kita juga berani bersaing keindahannya dan aspek lainnya,” imbuh dia.
Selama menyusuri bentangan sungai Oya ini tentunya pengunjung tidak akan dibuat kecewa. Sepanjang kurang lebih 500 meter itu, terdapat spot-spot foto yang unik dan indah. Tidaklah mahal untuk menikmati keindahan di Sungai Oya ini, pengunjung hanya dikenai biaya sebesar 10.000 /orang.
“Perahu yang kami gunakan sebenarnya akses untuk menyeberang warga. Maklum setelah banjir yang membuat jembatan gantung penghubung Jelok ambrol dan belum ada pembangunan. Kami hanya mengandalkan perahu ini dan kemarin membuat jembatan seberang ala kadarnya,” terangnya.

Spot di Wulenpari Resto
Tak hanya itu, selain menikmati wisata alam, para pengunjung Desa Wisata Jelok juga bisa menambah pengalaman kuliner di Wulenpari Resto. Suguhan panorama alam yang memikat dan dipadu dengan makanan khas jawa yang tersaji tentunya membuat sensasi kuliner semakin nikmat. Wulenpari Resto yang berada tepat di seberang Desa Wisata Jelok sendiri terletak di Desa Beji, Kecamatan Patuk. Para pengunjung yang hendak menuju ke Desa Wisata Jelok pasti akan melewati restoran ini.
Yang menarik, paduan khas Jawa nampak sangat kental mewarnai Wulenpari Resto ini. Seperti misalnya dari sisi arsitektur bangunan yang begitu kental dengan adat Jawa. Hampir semua bangunan di sini terbuat dari bahan kayu. Untuk menambah kesan apik dan unik, di sudut-sudut ruangan, disimpan rapi pula beberapa benda kuno dan pajangan-pajangan lainnya.
Sementara untuk makanan, pengelola menyiapkan menu masakan Jawa. Berbagai macam sayuran seperti sayur lodeh, sambel dan beberapa minuman khas jawa dan lainnya juga terdapat di Wulenpari Resto.
Pemilik Wulenpari Resto, Aziz memaparkan bahwa restoran ini adalah bentuk dari pelestarian alam serta pemberdayaan masyarakat setempat. Sebisa mungkin dalam operasionalnya, pihaknya memang melibatkan masyarakat setempat. Dengan begitu, maka nantinya kesadaran masyarakat untuk menjaga alam, khususnya aliran Sungai Oya yang selama ini menghidupi mereka akan semakin tinggi.
“Kami berdayakan masyarakat sekitar juga untuk menu restoran. Jadi pergerakan ekonomi di sini begitu terasa. Sudah mulai ada peningkatan dibandingkan sebelumnya,” kata Aziz.
Di resto ini sangat cocok bagi pengunjung luar kota yang penat dengan pekerjaan dan kondisi di kota. Terkadang ada hiburan nyanyian tradisional maupun musik modern yang dimainkan oleh remaja-remaja berbakat. (Arista Putri)
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
bisnis3 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jelang Idulfitri, Daop 6 Yogyakarta Bagi 250 Paket Sembako kepada Para Porter