Pemerintahan
893 Sapi Terjangkit PMK, Pemkab Gunungkidul Intensifkan Vaksinasi dan Semprot Desinfektan






Wonosari,(pidjar.com)– Selama beberapa pekan terakhir kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak di Kabupaten Gunungkidul kembali merebak. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) mencatat jumlah ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayahnya mencapai 893 kasus dengan kematian sebanyak 63 kasus, per 5 Desember 2025.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan dalam waktu beberapa pekan ini kasus PMK justru semakin meluas. Di bulan Desember 2024 saja tercatat ada 415 kasus dengan angka kematian 41 ekor sapi. Adanya lonjakan dan semakin meluasnya penyakit ini, petugas kesehatan hewan kemudian bergerak cepat melakukan penanganan.
Adapun upaya konkret yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi PMK yaitu pengobatan pada ternak yang sudah terindikasi PMK, disinfeksi kandang dan lingkungan sekitar untuk meminimalisir penyebaran virus,
penguburan bangkai hewan yang mati akibat PMK sesuai prosedur.
Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan sampel untuk analisis lebih lanjut, penyuntikan vitamin pada ternak di sekitar lokasi kasus untuk meningkatkan daya tahan tubuh, maupun edukasi masyarakat mengenai langkah penanganan dan pencegahan PMK.







“Saat ini pembatasan ternak di lokasi terpapar PMK juga kami lakikan dan rencana vaksinasi massal segera setelah vaksin tersedia,” imbuhnya.
Pihaknya juga memberikan edukasi kepada para peternak mengenai kebersihan kandang, penanganan pertama pada ternak yang sakit, dan pengawasan ketat terhadap lalu lintas hewan ternak guna mencegah penyebaran virus.
“Pendekatan Bio Safety bertujuan melindungi ternak dari risiko infeksi, sedangkan Bio Security memastikan pengendalian ketat terhadap faktor-faktor yang dapat membawa penyakit ke dalam maupun keluar wilayah terdampak,” tandas Wibawanti.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul saat ini terus memantau situasi secara intensif dan memastikan penanganan berjalan baik di seluruh wilayah terdampak.
“Dalam mengatasi wabah PMK, kami harap seluruh pihak berperan aktif menjaga kesehatan hewan ternak dan mengikuti arahan serta edukasi yang telah diberikan,” imbuhnya.
Saat ini pihaknya masih terus melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan kementerian berkaitan dengan ketersediaan obat-obatan, vaksinasi, desinfektan dan lain sebagainya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengatakan, sejauh ini pasar hewan masih dibuka dan aktivitas jual beli ternak masih tetap berlangsung. Sebagai upaya penanganan dan antisipasi penyebaran PMK mulai 3 Januari 2025 Dinas Perdagangan mulai melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan yang ada di Kabupaten Gunungkidul utamanya di Pasar Siyono, Playen dan Pasar Hewan Munggi, Semanu
“Untuk penutupan pasar belum ada rencana ke arah itu, kami masih melihat situasi yang berkembang. Namun langkah kami melakukan penyemprotan pasar hewan setiap hari,” ucap Kelik.
Dampak PMK memang sangat dirasakan, di pasar hewan sendiri meski aktifitas masih tetap berlangsung namun berkurang drastis sekitar 50% dari hari biasa.