fbpx
Connect with us

Pendidikan

Berkenalan Dengan Sigit Suryono, Guru SMP N 1 Wonosari Yang Menjadi Salah Satu Duta Aplikasi Rumah Belajar

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Platform Rumah Belajar di era Pandemi Covid19 saat ini cukup populer di kalangan pelajar. Banyak pendidik yang menggunakan aplikasi ini sebagai sarana pembelajaran dalam jaringan (daring) kepada para anak didik.

Ternyata, salah satu pendidik di Kabupaten Gunungkidul diketahui merupakan duta dari komunitas yang kini telah berdiri sebagai platform media pembelajaran, Rumah Belajar. Berawal dari kegiatan pelatihan pembelajaran berbasis TIK, Guru mata pelajaran IPA SMPN 1 Wonosari, Sigit Suryono pada tahun 2011 silam bersama dengan sejumlah rekannya menginisiasi berdirinya Rumah Belajar.

Kala itu ia terpilih sebagai sekretaris komunitas besutan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Hingga kini, ia sendiri masih menjadi pengelola komunitas Rumah Belajar.

“Diskusinya memang menghubungkan seluruh guru di Indonesia. Sampai sekarang saya menjadi admin di grup facebook Rumah Belajar itu,” ucap pria 43 tahun tersebut saat diwawancarai pidjar.com, Selasa (21/04/2020).

Malang melintang di komunitas yang cukup raksasa tersebut bukanlah hal yang sederhana. Ia menceritakan dari tahun 2011 hingga 2015, ia bersama tim komunitas sering diberi tugas untuk mengembangkan konten komunitas oleh Pusat Teknologi dan Komunikasi Kemendikbud.

Berita Lainnya  Susah Sinyal, Guru Tidak Tetap ini Rela Kunjungi Siswanya Saat Belajar di Rumah

“Dalam mengembangkan konten ini tentu kami dilatih dari membuat script, jabaran materi, naskah dan kemudian diwujudkan dalam bentuk media sehingga ikatan batin saya dengan Rumah Belajar sangat kuat. Terlebih dengan aktivitas saya tersebut, bisa menghantarkan saya sebagai juara 1 guru berprestasi tingkat nasional tahun 2015,” ulas Sigit.

Tak hanya itu, ayah dari dua anak tersebut juga mendapatkan Satya Lencana Bidang Pendidikan tahun 2016 dari Presiden Republik Indonesia atas Prestasi sebagai juara 1 Guru Berprestasi tahun 2015. Namun pada 2015 lantaran keibukannya, ia mengaku sempat vakum dengan kegiatan Rumah Belajar Kemdikbud. Kemudian, ia mulai kembali aktif untuk mengikuti even dengan rumah belajar pada tahun 2017 sebagai fasilitator pelatihan TIK untuk zona Yogyakarta.

“Kemudian pada tahun 2018 mengikuti seleksi Duta Rumah Belajar dan terpilih sebagai Duta Rumah Belajar Terinovatif tahun 2018 sehingga mendapatkan anugerah penghargaan dari Gubenur DIY,” kata Sigit.

Di era pandemi ini, lanjut Sigit, Rumah Belajar menjadi salah satu platform aplikasi yang berkontribusi untuk menunjang pembelajaran daring. Hal ini karena fitur-fitur yang dikembangkan di Rumah Belajar memang sejak awal difokuskan untuk pembelajaran secara daring.

“Dalam pembelajaran secara daring pada saat ini rumah belajar mengeluarkan produk terbarunya yaitu sapa DRB yang berisi materi-materi pembelajaran dari jam 7.30 sampai jam 12.00 yang diisi oleh para duta rumah belajar maupun dari pusadin untuk SD, SMP, SMA, SMK dan SLB menggunakan fasilitas vicon menggunakan webex,” jelas Sigit.

Selain itu, juga banyak fitur yang ada di rumah belajar yang baik dalam bentuk website maupun rumah belajar yang dikembangkan untuk smartphone. Adapun fitur-fitur tersebut antara lain: Sumber belajar yang merupakan fitur yang menyajikan materi ajar bagi siswa dan guru berdasarkan kurikulum. Materi ajar sendiri disajikan secara terstruktur dengan tampilan yang menarik dalam bentuk gambar, video, animasi, simulasi, evaluasi, dan permainan. Ada pula bank soal yang merupakan fitur kumpulan soal dan materi evaluasi siswa yang dikelompokkan berdasarkan topik ajar. Dalam aplikasi ini, juga tersedia berbagai akses soal latihan, ulangan, dan ujian.

Berita Lainnya  Kalah Saing Dengan Sekolah Swasta, Sudah Satu SD "Dibubarkan" dan Puluhan Lainnya Dalam Kondisi Kritis

“Kita juga ada Laboratorium Maya yang merupakan fitur simulasi praktikum laboratorium yang disajikan secara interaktif dan menarik, dikemas bersama lembar kerja siswa dan teori praktikum. Fitur Buku sekolah Elektronik, Fitur Budaya, Fitur Jelajah angkasa, dan Fitur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan,” tuturnya.

Ia jelaskan lebih lanjut, yang membedakan aplikasi ini dengan aplikasi lain ialah aplikasi ini gratis untuk seluruh pengguna karena dikembangkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu juga memiliki fasilitas fitur yang lengkap dan juga tidak hanya dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi anak saja, namun juga mengembangkan kompetensi gurunya melalui layanan PembaTIK (pembelajaran berbasis TIK).

“Untuk model pelayanannya berupa pelatihan peningkatkan kompetensi guru dalam pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dilakukan berjenjang dari level 1 sampai dengan level 4,” urai Sigit.

“Selain menggunakan Rumah belajar ada beberapa inovasi yang sudah saya lakukan adalah pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif berbasis desktop yang menjadi finalis lomba inovasi pebelajaran tingkat nasional tahun 2009 dan Finalis lomba Media pembelajaran dalam rangka Anugrah Ki Hajar Tingkat Nasional tahun 2012, serta berhasil Finalis Forum Ilmiah Guru tingkat Nasional tahun 2013,” tandasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler