fbpx
Connect with us

Uncategorized

Cerita Kepala BKKBN, Konsumsi Laron Untuk Tumbuh Baik

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)– Stunting masih menjadi permasalahan kesehatan yang perlu penanganan serius baik dari pemerintah, lembaga lain maupun dari masyarakatnya sendiri. Di Gunungkidul, stunting masih berada di angka lumayan tinggi, upaya penanggulangannya pun terus dilakukan oleh pemerintah.

Senin (27/06/2022) siang tadi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo berkesempatan meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Peduli Stunting di Balai Dusun Ngalangombo, Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu. Pria yang pernah menjabat sebagai Bupati Kulon Progo ini menyebutkan pencegahaan stunting tidak membutuhkan biaya yang besar atau mahal.

Penanggulangan dapat dilakukan dengan menggunakan pangan lokal yang kaya akan protein hewani. Masyarakat Gunungkidul dengan kondisi geografis yang demikian, sering dikenal dengan pangan yang ekstrem seperti walang, laron, entung atau ungkrung yang sebenarnya kaya akan gizi khususnya protein. Belum lagi didapat dari ikan lele, telur, dan daging ayam.

“Saya bisa tubuh dengan naik karena saat kecil dulu sering makan laron,” ucap Hasto Wardoyo.

Di Gunungkidul sendiri, ketersediaan walang, laron, enthung sangat banyak dan mudah untuk dicari di sekitar rumah ataupun lahan pertanian. Masyarakatnya sendiri juga sudah terbiasa mengonsumsi pangan ini, dan pastinya murah dikantong.

“Tidak usah yang mahal. Yang terpenting kebutuhan protein terpenuhi untuk tumbuh kembang anak,” terang dia.

Ia menjelaskan, berbagai upaya termasuk pemenuhan gizi protein tengah gencar dilakukan sejak beberapa tahun lalu untuk menurunkan angka stunting daerah maupun nasional. Data yang ada secara nasional stunting berada di angka 24,4 persen dan ditargetkan 2024 mendatang turun sampai diangka 14%.

Gerakan Orang Tua Asuh Peduli Stunting yang melibatkan pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat yang diluncurkan ini diharapkan mampu menekan stunting di daerah. Secara teknis, gerakan orang tua asuh filakikan secara 6 bulan. Estimasi biaya yang dibutuhkan sebesar Rp 2,7 juta selama 6 bulan atau srtiap harinya satu anak membutuhkan biaya Rp 15.000 per hari.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan, pihaknya setiap tahun pemerintah fokus untuk ppencegahan stunting. Anggaran untuk stunting telah diplotkan, masing-masing pihak pihak memiliki ketugasan tersendiri. Penanganan sendiri tidak hanya dilakukan oleh dinas kesehatan saja melainkan lintas sektoral.

“Peran masyarakat pun juga penting dalam pencegahan,” tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler