Sosial
Curhat Perajin Perak, Dampak Covid19 Lebih Parah Dari Bom Bali
Paliyan, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Rasa pilu kini semakin dirasakan oleh para perajin perak, kuningan dan tembaga Filigry di Padukuhan Lemahbang, Desa Karangasem, Kecamatan Paliyan. Gara-gara wabah COVID19, para perajin yang telah turun temurun ini mereka mengalami kerugian dan bahkan banyak yang terpaksa gulung tikar. Hingga saat ini, para perajin hanya bisa pasrah dengan keadaan yang kian hari kian sulit.
Ketua Perajin Perak, Kuningan dan Tembaga Filigry Paliyan, Suyari Arisucipto mengungkapkan, sejak pandemi coronavirus melanda dunia, permintaan kerajinan yang mereka hasilkan terus mengalami penurunan. Pandemi Covid19 ini mengakibatkan jumlah wisatawan juga anjlok dan tentu berimbas pada permintaan produk mereka.
“Produk kami banyak diminta ke Kotagede. Kalau sana sepi, otomatis sini juga sepi,” tuturnya, Minggu (12/4/2020).
Tak hanya itu, dari sekitar 10 perajin yang ada di padukuhan ini, kini yang masih berusaha bertahan hanya 2 orang saja. Sementara yang lainnya terpaksa gulung tikar akibat tak kuat terus mengalami kerugian yang cukup besar. Dampaknya, para perajin ini juga terpaksa harus memberhentikan seluruh karyawan mereka.
Suyari memaparkan, sejak pandemi COVID19 terjadi, kerugian yang harus ditangguk perajin memang cukup besar. Sebab, para pemesan tak bersedia menerima barang yang sudah jadi. Alasannya karena pasar tengah sepi.
“Nilainya cukup besar. Semua perajin di sini mengerjakan pesanan itu, jadi rugi semua,” tambahnya.
Sebenarnya, saat China melakukan lockdown karena coronavirus menyerang negara tersebut menjadi kesempatan emas bagi perajin di padukuhan tersebut. Pasalnya Suyari mengakui jika permintaan produk mereka kian hari semakin turun setelah kalah bersaing dengan produk serupa dari negeri Tirai Bambu tersebut.
Namun ternyata wabah corona tak hanya hanya menyerang China, tetapi seluruh dunia bahkan Indonesia. Sehingga dampaknyapun kian terasa karena sektor pariwisata tanah air juga terpuruk akibat pandemi Corona tersebut. Permintaan akan produk mereka secara otomatis juga terhenti.
Kondisi yang terjadi saat ini disebutnya bahkan lebih parah ketimbang pada saat bom Bali terjadi beberapa belas tahun yang lalu. Sebab saat Bom Bali lalu, para perajin di padukuhan ini masih bisa mengirim produk mereka berupa berbagai miniatur. Namun sekarang, tak ada produk mereka yang laku.
“Banyak karyawan yang harus kami berhentikan. Saya kasihan juga sama mereka, mereka punya anak yang harus dibiayai. Semoga badai ini cepat berlalu,” harapnya.
Tak banyak yang bisa dilakukan oleh para perajin selain beralih profesi menjadi petani. Sebab para perajin mengaku tak bisa melakukan pemasaran secara online akibat keterbatasan pengetahuan mereka.
-
Sosial4 minggu yang lalu
Momen Sunaryanta Menyamar Untuk Nonton Karnaval HUT Gunungkidul
-
Budaya3 minggu yang lalu
Berikut Hasil Pembukaan Cupu Panjala
-
Politik1 minggu yang lalu
Mantan Pj Sekda Ungkap Bahaya Janji Manis Hibah 100 Juta per Padukuhan
-
Budaya4 minggu yang lalu
Melihat Poligami dari Sisi Lain Lewat Film Laut Tengah
-
Olahraga2 minggu yang lalu
Mengintip Perjalanan Panjang Klub Voli Ganeksa Bhumikarta Yang Mulai Bersinar di Level Nasional
-
Sosial4 minggu yang lalu
Hari Jadi ke 194, Gunungkidul Night Carnival Jadi Momen Tingkatkan Ekonomi dan Eksistensi Kesenian
-
Budaya3 minggu yang lalu
Pakar Pariwisata : Pengumpulan Data Gastronomi Terkendala Kurangnya Edukasi dan Pewarisan Budaya Kepada Generasi Muda
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Digelontor Anggaran 1,29 Miliar, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Akan Terima Mobil Dinas Baru
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Pekerja Proyek JJLS Temukan Goa Saat Proses Penggalian Bukit
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Ganeksa Bhumikarta Lolos ke Divisi 1 Livoli Nasional
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Atlet Cilik Sepatu Roda Segara Inlineskate Raih Juara Umum Kejuaraan Piala Bupati Bantul
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Berikut Nama-nama Pimpinan DPRD Gunungkidul Periode 2024-2029