event
Filateli Sebagai Edukasi dan Investasi


Jogja,(pidjar.com)–Pengurus Daerah Perkumpulan Penggemar Filateli Indonesia (PFI) Daerah Istimewa Yogyakarta melantik Wing Wahyu Winarno sebagai Ketua Umum Pengurus Daerah PFI DIY Masa Bakti 2024-2029. Acara tersebut sebagai hasil dari Musyawarah Daerah (MUSDA) 2024 pada tanggal 7 September 2024 lalu.
Ragam filateli merupakan salah satu perekam sejarah dan penanda budaya di Yogya. Perangko maupun filateli tidak hanya sebagai alat berkirim surat, tetapi juga sebagai ruang kreatif, penanda budaya, serta benda diplomatik.
Wing Wahyu Winarno menyampaikan pihaknya akan menyisipkan filateli dalam kegiatan pendidikan. Hal itu merujuk pada fenomena masyarakat yang tidak terbiasa mempelajari data masa lalu.
“Oleh karena itu, dalam kepengurusan kali ini, kami akan berusaha memasukkan kegiatan filateli ke dalam pendidikan. Hal itu sangat bagus karena anak-anak diajari telaten. Baik mencari, mengumpulkan, menyimpan, merawat, dan nantinya menyajikan kepada orang. Contohnya mengumpulkan perangko-perangko dengan topik tertentu,”ujar Wahyu dalam acara pelantikan pengurus baru di Hotel Harper Yogya (15/10/24).
Sementata itu, GKBRAA Paku Alam yang hadir dalam acara tersebut menuturkan ada sejarah panjang dalam perjalanan filateli. Yogya sendiri memiliki banyak penggemar filateli.
“Dimulai dengan maraknya berkirim pesan yang dulunya kaum bangsawan dan kaum Belanda merekam diri melalui coretan dan tinta diatas kertas. Hal ini perlu dapat dilakukan kembali dengan maraknya gempuran teknologi gadget. Dengan kepengurusan baru ini semoga ada sebuah perencanaan, pembelajaran hingga pembinaan terkait filateli khususnya di Yogya,”ucap GKBRAA Paku Alam.
Dewan Pengawas PFI, Woro Indah Widiastuti menuturkan inti dari filateli ialah surat menyurat atau korespondensi. Sekelibat, dalam pemilihan ini melibatkan generasi yang berbeda.
Saat ini banyak orang sudah tergiur dengan media sosial. Mungkin kalau filateli dimasukkan di situ, anak muda akan lebih tertarik. Kita masuk di era teknologi. Kita tidak bisa mundur lagi,”ujarnya.
Ia melanjutkan walaupun perangko punya nilai sejarah, perangko sudah berubah, tidak hanya alat bayar saja namun ke depan sebagai investasi.
” Kegemaran filateli itu tidak akan hilang. Karena semakin obsesif, maka koleksinya akan semakin lengkap. Hal itu bisa mengedukasi secara pengetahuan bahkan investasi. Mungkin sekarang harganya 5000, tapi berapa tahun kemudian sudah melejit karena hanya beberapa orang yang mempunyai koleksi,”tambah Woro.(ken)
-
Uncategorized2 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event2 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik2 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Sosial18 jam yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Budaya2 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara