Sosial
Masih Ada Yang Belum Punya Jamban Sendiri, Dinas Targetkan Tahun Depan Seluruh Kepala Keluarga Punya Jamban Sehat


Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mengklaim kesadaran masyarakat untuk tidak berperilaku buang air besar sembarangan (BABS) sudah cukup bagus. Dengan adanya kesadaran tersebut, Dinas yakinkan Gunungkidul bisa mencapai target yang ditetapkan Presiden Jokowi tentang tak ada lagi masyarakat yang buang air besar sembarangan pada tahun 2019 mendatang.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya, sekitar 91,7 persen penduduk telah menggunakan jamban sehat. Adapun dari presentase tersebut, 60 persen diantaranya menggunakan jamban leher angsa dan sisanya jamban cemplung sehat.
“Jamban cemplung sehat ini maksudnya adalah jamban yang lubangnya sudah ditutup sehingga tidak mencemari lingkungan dengan baunya,” jelas dia, Kamis (22/03/2018).
Selain itu, lanjutnya, dari jumlah 91,7 persen tersebut juga termasuk penduduk yang belum memiliki jamban. Selama ini, mereka yang tidak memilikinya masih menumpang kepada saudara atau tetangga terdekatnya. Menurut Dewi, keluarga yang jambannya masih menumpang masuk dalam kategori sudah bisa mengakses jamban sehat.
“Keluarga yang jambannya masih menumpang bukan berarti tidak sehat. Mereka masih bisa mengakses pada jamban sehat milik saudara atau tetangganya,” tutur Dewi.
Sedangkan untuk 8,3 persen penduduk lainnya dikatakan masih belum mengakses jamban yang sehat. Mereka masih menggunakan jamban cemplung yang belum memakai sistem sanitasi dan masih mencemari lingkungan.
Adapun saat ini daerah yang paling banyak masih belum memakai jamban sehat yakni Kecamatan Panggang dengan persentase 75 persen. Hal ini dikatakan paling rendah, lantaran dibanding dengan kecamatan lain, kesadaran masyarakat dalam mengakses jamban sehat yakni sudah lebih dari 80 persen.
“Paling bagus itu di Kecamatan Purwosari, Wonosari, Rongkop, Ponjong, dan Ngawen,” paparnya.
Dari data tersebut, Dewi menyimpulkan bahwa perilaku BABS mayarakat Gunungkidul jumlahnya tidak terlalu banyak. Ia mengatakan, dari hasil evaluasi dan monitoring, BABS di wilayah pelosok lebih didominasi oleh lansia yang belum bisa mengubah kebiasaan.
“BABS dan jamban yang tidak sehat itu selain karena faktor ketidakmampuan ekonomi untuk membangun jamban sehat, juga karena masyarakat sudah terbiasa dengah hal seperti itu,” jelasnya.
Meski sudah dinilai baik, pihaknya tetap berupaya agar semua kepala keluarga memiliki Jamban Sehat Permanen (JSP) atau setidaknya Jamban Sehat Semi Permanen (JSSP). Rencananya, semua kekurangan yang belum memiliki jamban akan ditutup dengan jamban jenis leher angsa.
“Target kami program jambanisasi tersebut bisa selesai akhir 2018 sehingga target 100-0-100 yang artinya seratus persen akses air minum, nol persen kawasan kumuh, dan 100 persen sanitasi layak atau jamban sehat bisa tercapai,” ujarnya.
-
Uncategorized2 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event2 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik2 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Sosial22 jam yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Budaya2 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara