Sosial
Musim Hujan Segera Tiba, BPBD Siapkan Langkah Antisipasi Bencana


Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Para personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) nampaknya tak akan bisa sedikit mengendorkan kerjanya. Bila saat musim kemarau, para personel disibukkan dengan kegiatan dropping air, maka saat musim penghujan, mereka harus bersiaga mengantisipasi sejumlah bencana yang mungkin terjadi.
Menjelang musim penghujan ini, para personel BPBD Gunungkidul mulai melakukan pemetaan terhadap kawasan longsor. Belajar dari pengalaman sebelumnya, BPBD juga menyiapkan chainsaw atau gergaji mesin dan menganggarkan dana puluhan juta untuk sewa alat berat.
Kepala BPBD Gunungkidul, Edy Basuki menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan konsultasi dengan konsultan terkait dengan pemetaan kawasan rawan bencana. Kendati demikian, dirinya belum bisa menyampaikan lokasi mana saja yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana.
“Kita konsultasi lokasi rawan di zona utara, kajian longsor berpotensi terjadi di Patuk, Gendangsari,Nglipar dan Ngawen,” kata Edy, Jumat (01/11/2019).
Di Gunungkidul sendiri selain potensi longsor, bencana lain seperti banjir hingga angin kencang kerap terjadi saat musim penghujan. Untuk itu, pihaknya menyiapkan beberapa perlengkapan untuk mengantisipasi manakala perlu dilakukan langkah evakuasi terhadap warga masyarakat jika terjadi bencana di suatu wilayah.
“Kita ada anggaran Rp 60 juta untuk sewa alat berat. Kita juga menyiapkan chainsaw untuk memotong pohon-pohon yang tumbang jika terjadi angin kencang,” ucap Edy.
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa, sejumlah Early Warning System (EWS) telah dipasang di 30 titik. Sehingga dengan demikian, peringatan yang nantinya muncul dapat segera direspon oleh masyarakat.
“Seluruh kecamatan sudah mempunyai EWS, rata-rata dua EWS di satu kecamatan,” imbuh dia.
Ia menjelaskan, selain pemasangan EWS, pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di lokasi rawan longsor untuk selalu waspada. Bahkan, jika kondisi tanah labil, mereka disarankan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
“Jika dipetakan, memang masih ada warga yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana seperti longsor,” jelasnya.
Selain itu, selama ini pihaknya juga telah melakukan pendampingan terhadap 56 desa tangguh bencana (Destana). Menurutnya, desa yang sudah masuk Destana telah menganggarkan dana untuk kebencanaan. Diharapkan, dengan adanya destana dapat mengurangi risiko-risiko yang terjadi akibat bencana alam.
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
Sosial1 minggu yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
event2 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
Budaya2 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
musik2 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Info Ringan1 minggu yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
seni4 hari yang lalu
Asmatpro Tampilkan Showcase di Jogja Fashion Trend 2025
-
Uncategorized4 hari yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang
-
event2 hari yang lalu
Lewati Rute 6 Candi, Belasan Negara Bakal Ramaikan Sleman Temple Run 2025
-
Pendidikan2 hari yang lalu
UMY Punya Lapangan Sepak Bola Berstandar FIFA, Siap Lahirkan Atlet Muda
-
Sosial21 jam yang lalu
Kalijawi Disetujui Pemerintah Realisasikan Perumahan Gotong Royong Berbasis Koperasi, Kampung Notoyudan Akan Jadi Percontohan
-
bisnis2 hari yang lalu
Gandeng ATSIRI Rayakan Satu Dekade, Kopi Tuku Hadirkan Aroma dan Rasa