Politik
Para Pemuda Calon Kepala Desa, Janjikan Politik dan Kebijakan Yang Fresh
Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dunia politik nampaknya saat ini telah merambah ke berbagai kalangan. Banyak anak muda yang mulai tekun mengamati perkembangan politik hingga yang berani terjun langsung ke dalam kerasnya dunia ini. Yang menarik, saat ini trend ketertarikan para generasi muda juga merambah ke arena Pilkades. Sebuah hal yang menarik lantaran sebelumnya, jabatan Kepala Desa dianggap sebagai jatah dari tokoh-tokoh dari kalangan tua.
Dalam rangkaian proses pendaftaran calon kepala desa ke desa-desa pada Minggu (29/09/2019) kemarin, sejumlah tokoh pemuda di sejumlah desa secara resmi turut ambil bagian. Sedikitnya ada tiga nama pemuda yang berasa dari berbagai latar belakang mendaftarkan diri sebagai calon kepala desa.
Yang pertama adalah Calon Kepala Desa Kepek, Wahyu Wibowo. Pria kelahiran 25 Oktober 1987 ini berlatar belakang sebagai wartawan. Kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, pria yang akrab dipanggil Juju tersebut berniat kuat membangun desa tempat ia dilahirkan lantaran keprihatinannya terhadap sikap apatis kaum muda terhadap politik. Padahal dalam era demokrasi seperti sekarang ini, politik adalah kekuatan utama dalam penentuan kebijakan. Berbagai macam jabatan kekuasaan pun didapat melalui proses politik.
“Kalau kaum muda bersikap apatis terhadap politik, kemudian enggan terjun langsung maka dipastikan tidak akan ada perunahan yg berarti. Sikap kita dapat dipastikan akan menentukan nasib banyak orang bukan hanya kaum muda, selama 5 tahun ke depan,” ujar dia kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Senin (30/09/2019).
Menurutnya, berpolitik bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab generasi tua saja. Akan tetapi, anak muda juga harus terlibat untuk menyuarakan aspirasinya agar didengar dan bahkan diwujudkan. Dengan berbagai macam ide yang fresh, tentu saja peran kaum muda saat ini menurut Juju akan mengambil peran yang sangat penting.
“Kami akan melakukan berbagai macam pendekatan kepada masyarakat, akan mengajak kaum muda peduli dengan perkembangan desa, inovasi desa dan inovasi desa,” kata Wahyu.
Setelah Juju, ada nama Heri Sulistyo atau yang akrab dipanggil Heri Fosil yang menjadi Calon Kepala Desa Semanu. Berbagai program telah ia siapkan untuk membangun Desa Semanu, khususnya pada ekonomi masyarakat. Optimalisasi sektor pariwisata sendiri menjadi andalan program dari Heri.
“Seperti yang kita ketahui, Desa Semanu ini merupakan jalur utama wisatawan dari timur seperti Pacitan, Solo dan daerah lain, tapi selama ini kami hanya mendapatkan debu wisata. Saya tidak akan fokus pada pembukaan obyek wisata, tapi memanfaatkan peluang, agar tak sekedar mendapatkan bledug kendaraan,” terang Heri.
Saat disinggung mengenai cost politik sendiri, ia memang sejak awal pencalonannya berniat tak akan melakukan politik transaksional. Pria yang memang aktif di bidang pengembangan wisata tersebut meyakini, masyarakat saat ini sudah sangat cerdas dan mengutamakan program daripada politik transaksional.
“Jika masyarakat mempercayai, saya berniat akan mengembangkan kawasan strategis Desa Semanu sebagai kawasan ekonomi tumbuh. Saya lebih senang adu program daripada adu uang,” paparnya.
Yang terakhir adalah Calon Kepala Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Eko Hardiyanto atau akrab dipanggil Eko Sigon. Selama ini, Eko dikenal sangat aktif dalam berbagai bidang, diantaranya adalah dalam dunia wisata, sosial dan karang taruna. Kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, terjunnya Eko Sigon ke dunia politik ini lantaran besarnya potensi dari desanya. Selama ini, potensi yang ada belum termanfaatkan secara maksimal. Dengan berbagai ide di benaknya, kemudian timbul niatnya untuk mengabdi.
“Awalnya belum tertarik untuk merambah dunia politik desa, namun karna banyaknya dorongan dan harapan dari warga masyarakat,maka saya fikir ini adalah suatu panggilan jiwa untuk mengabdi,” jelas Eko.
Awalnya, ia berprinsip mengabdi dan bermanfaat bagi orang banyak itu tidak menunggu harus menjadi pejabat. Namun cukup melakukan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing pengabdian bisa bermanfaat untuk banyak orang pun terwujud.
“Untuk kapasitas tentu akan lebih luas jika kita memegang tampuk pimpinan desa yaitu sebagai kepala desa atau lurah yang mempunyai kuasa penentu kebijakan yang lebih kuat dibanding sebagai orang biasa seperti saya sekarang ini,” ujar dia.
Dalam berpolitik iapun mengaku anti money politics, dalam bentuk apapun. Artinya ia tidak akan mengeluarkan uang atau barang untuk memikat hati warga dgn harapan dia memilihnya.
“Karena pemahaman saya memberikan sesuatu namun mengharapkan sesuatu dalam berpolitik itu termasuk gratifikasi, saudara kembarnya korupsi,” tandasnya.
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kembali Beri Sanksi ke ASN, Satu Diantaranya Dipecat
-
Politik3 hari yang lalu
Sunaryanta -Ardi Sisir Basis Muhammadiyah
-
Politik1 minggu yang lalu
Pecah Kongsi PKB-NU di Pilkada Gunungkidul, Ulama Kukuh Tetap Dukung Sunaryanta
-
Politik1 minggu yang lalu
Tim Sunaryanta-Ardi Dibentuk, Gabungkan Relawan dan Mesin Partai Langganan Pemenang Pilkada
-
Peristiwa7 hari yang lalu
Kecelakaan Tunggal, Sebuah Mobil Terpental Hingga Seberangi Sungai di Playen
-
Politik2 minggu yang lalu
Show Of Force Sunaryanta-Ardi, Lari ke KPU Bawa Ribuan Relawan
-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Kapasitas Mulai Penuh, Pemkab Gunungkidul Wacanakan Perluasan TPAS Wukirsari
-
event3 minggu yang lalu
Tiang Senja Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Api dalam Titik Perhatian
-
Politik4 hari yang lalu
Benyamin Sudarmaji Deklarasikan Dukungan Untuk Sunaryanta-Ardi
-
Sosial3 minggu yang lalu
Hanya 6 Anggota DPRD Gunungkidul Yang Ikuti Upacara Penurunan Bendera, Warga : Ragukan Jiwa Nasionalisme
-
event2 minggu yang lalu
SD Muhammadyah 1 Ngaglik Gelar Workshop Pelatihan Olimpiade Sains Nasional
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Anggota DPRD Gunungkidul Resmi Dilantik, Suara PKB Naik Signifikan