Uncategorized
Peningkatan dan Pengembangan Perpustakaan Butuh Inovasi Pengelolaan






Jogja, (pidjar.com) – Perpustakaan identik dengan tempat yang sepi. Hal ini lantaran perpustakaan menjadi ruang hening dengan banyak tumpukan buku di setiap sudut ruangan.
Paradigma itu membutuhkan inovasi dalam hal pengelolaan. Tujuannya agar perpustakaan bisa menjadi tempat yang menarik dan bisa mengikuti perkembangan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sekretaris Komisi D DPRD DIY, Muhammad Syafi’i mengatakan, perkembangan dan peningkatan program layanan oleh pengelola perpustakaan harus dilakukan secara terencana dan bisa memenuhi standar nasional.
“Seperti digitalisasi. Di era saat ini semua orang menjadi kurang sabar dan butuh cepat, maka digitalisasi dibutuhkan untuk mempermudah dan mempercepat layanan perpustakaan, sehingga menarik orang untuk datang ke perpustakaan,” katanya dalam Bimtek Pengelolaan Perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY, Selasa (15/4/2025).







Syafi’i menyebut, dasar hukum yang bisa menjadi acuan pengembangan perpustakaan di Indonesia saat ini diantaranya Peraturan Perpustakaan Nasional No.4/2024 tentang Standar Nasional Perpustakaan Sekolah dan Madrasah. Selain itu ada Perda DIY No.1 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perpustakaan yang juga mengatur teknis pengelolaan perpustakaan.
“Perda tentang perpustakaan menyebutkan, pengembangan perpustakaan di Daerah sebagai
wahana pendidikan, penelitian, sumber informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, wahana pelestarian budaya Daerah dan rekreasi, sesuai karakteristik budaya Daerah,” jelas Syafi’i.
“Arah tujuan dari keberadaan perpustakaan di masa saat ini harus dibalut inovasi, agar perpustakaan tidak kehilangan peminat,” lanjut politikus PKS itu.
Sementara Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan DPAD DIY, Zulfa Kurniawan menambahkan, di DIY saat ini memiliki sekitar 3ribu perpustakaan. Baik perpustakaan yang dikelola oleh sekolah, pemerintah maupun masyarakat tersebut. Namun sayangnya, belum ada separuh yang sudah lolos akreditasi.
“Sekira 40 persen saja yang sudah lolos akreditasi,” ujarnya.
Bimtek Pengelolaan Perpustakaan yang diselenggarakan selama dua hari ini diikuti 51 pengelola perpustakaan sekolah SLB, SMA, SMK, MA negeri dan swasta yang ada di DIY.
Kegiatan tersebut, kata Zulfa, menjadi media belajar bersama para pengelola agar perpustakaan yang dikelola lolos akreditasi.
“Harapannya para pengelola perpustakaan bisa mendapatkan ide untuk melakukan inovasi pengembangan perpustakaan yang dikelola,” imbuhnya.(Ken).