Pariwisata
Perputaran Uang Pariwisata Gunungkidul Rendah, Pegiat Wisata Masih Sebatas Prioritaskan Jumlah Kunjungan





Wonosari,(pidjar.com)–Pariwisata Gunungkidul beberapa tahun terakhir ini memang menunjukkan kejayaannya. Namun demikian, di tengah mewahnya kunjungan wisatawan yang mencapai jutaan tiap tahunnya, dampaknya belum terlalu signifikan bagi masyarakat Gunungkidul khususnya di sektor ekonomi. Selama ini, perputaran uang dari wisatawan belum terlalu besar. Hal inilah yang kemudian membuat dampak kemajuan pariwisata masih belum bisa maksimal dalam mendongkrak kesejahteraan daerah maupun masyarakat.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengungkapkan, pola pikir pelaku usaha, masyarakat, dan pemerintah dalam mengembangkan dan memajukan daerah dari sektor pariwisata haruslah diubah. Di masa sekarang, paradigma sebatas meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke obyek wisata atau bahkan pendapatan asli daerah sudah tidak lagi relevan. Yang paling penting adalah bagaimana nantinya kegiatan pariwisata yang terjadi meningkatkan perputaran uang. Artinya, wisatawan harus juga banyak membelanjakan uangnya di Gunungkidul.
“Harus mulai dipikirkan bagaimana spending money wisatawan ke Gunungkidul ini bisa ditingkatkan secara signifikan,” urai Harry, Selasa (20/02/2019) siang.
Harry mengakui, perputaran uang wisatawan di Gunungkidul masih sangat kecil. Sementara yang difokuskan oleh para pelaku wisata adalah jumlah kunjungan maupun pendapatan retribusi. Menurut Harry, pemikiran semacam ini harus segera diubah agak dampak pariwisata bisa menyejahterakan daerah atau masyarakat. Inilah yang nantinya akan menjadi pekerjaan rumah besar bagi jajaran Pemkab Gunungkidul dalam mengembangkan pariwisata Gunungkidul.
“Kalau angka perputaran uang secara pasti kami tidak mengetahui secara pasti. Ini kami masih mencari pola atau metode perhitungan perputaran uang di Gunungkidul yang sesuai dengan kondisi,” kata Harry Sukmono.





Perputaran uang yang dimaksud dalam hal ini ialah bagaimana masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah bersinergi dalam mengembangkan kawasan dan potensi yang dimiliki. Misalnya saja dengan mengembangkan akomodasi mulai dari hotel, souvenir, rumah makan, hingga atraksi lainnya. Sehingga pengeluaran seorang wisatawan di Gunungkidul jauh lebih banyak dari yang saat ini. Dalam peningkatan ini disebutnya bukan sebuah hal yang mudah mengingat memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan termasuk juga pelayanan yang prima pula. Kualitas sumber daya manusia pun harus mumpuni, mampu meberikan kesan yang baik dan tak terlupakan meski apa yang disuguhkan hanyalah hal yang sederhana.
“Disadari oleh semua kalangan jika lama tinggal wisatawan di Gunungkidul masih sangat rendah. Maka dari itu kerjasama yang nyata semua lini harus ada dan nyata,” papar dia.
Lebih lanjut diungkapkan Harry, pariwisata Gunungkidul memang saat ini masih didominasi oleh kawasan Pantai Selatan. Untuk obyek wisata lain yang nampak menonjol dan konsisten secara tingkat kunjungan adalah Nglanggeran dan Goa Pindul.
Ketergantungan pariwisata Gunungkidul terhadap Pantai Selatan ini juga menjadi pekerjaan rumah besar bagi jajaran Dinas Pariwisata Gunungkidul. Ke depan, Harry menyatakan akan memfokuskan pembangunan pariwisata di kawasan utara Gunungkidul. Kawasan ini menurut Harry sebenarnya memiliki pesona dan anugerah keindahan yang sangat besar. Namun memang secara pengembangan, baik secara potensi maupun promosi masih belum bisa maksimal.
“Dibangunnya jalan tembus Gunungkidul-Sleman diharapkan pemerintah sebagai awal kebangkitan pariwisata di zona utara,” imbuhnya.
Dengan pembangunan infrastruktur tersebut, akses wisatawan akan semakin mudah dan menambah peluang bagi kawasan utara untuk berkembang. Diperkirakan, saat jalur ini selesai dibangun dan menghubungkan Sleman dan Gunungkidul secara langsung, akan langsung dipadati oleh pengguna jalan. Kendati demikian, persiapan infrastruktur dan amenitas pun perlu diperlengkap kembali untuk memudahkan mobilitas.
“Seperti yang diketahui untuk infrastuktur sendiri di kawasan utara memang masih belum memadahi. Terlebih daya tampung obyek wisata yang juga belum maksimal,” tambah dia.
Dengan segala keterbatasan yang ada, Harry menambahkan bahwa pihaknya akan memberlakukan skala prioritas terkait pengembangan kawasan wisata. Salah satunya yang dipertimbangkan adalah adanya obyek-obyek wisata yang telah memiliki komunitas atau Pokdarwis. Nantinya, komunitas masyarakat itulah yang menjadi ujung tombak utama pengembangan pariwisata di suatu kawasan.
“Ada 3 lokasi yang akan dijadikan prioritas, Gunung Gentong, Nglanggeran dan kawasan Wonosadi yang harus dilakukan blow up lanjutan,” tutup dia.

-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Allin, Anak Guru PAUD Yang Terima Beasiswa Dari 7 Universitas Luar Negeri
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Pariwisata3 minggu yang lalu
Plesiran ke Obelix Sea View, Menikmati Sunset di Atas Tebing Pinggir Pantai Selatan Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Sosial4 hari yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Sosial2 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Peristiwa2 hari yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Hukum6 hari yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemerintah Gunungkidul Akan Buka Pendaftaran 439 Formasi PPPK