Sosial
Peternak Keluhkan Terus Rendahnya Harga Jual Sapi Lokal
Wonosari,(pidjar.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul saat ini tengah gencar melakukan pengembangan sapi lokal. Sejumlah wilayah menjadi sentra pengembangan sapi putih tersebut. Salah satu yang dibidik adalah peningkatan populasi sapi di Gunungkidul dan berimbas pada kesejahteraan peternak. Namun demikian, para peternak saat ini dipusingkan dengan rendahnya harga jual di pasaran sehingga membuat budidaya ini lesu.
Diungkapkan oleh Ketua Kelompok Ternak Gani Anindi Mulya, Desa Pulutan, Kecamatan Wonosari, Sanggemo, pihaknya pada 2015 lalu mendapat hibah dari pemerintah sebanyak 25 ekor sapi lokal. Sapi dengan jenis kelamin betina tersebut diproyeksikan untuk dibudidaya atau diternak sesuai program pemerintah.
"Kemarin ada yang mati 1, tapi juga sudah ada yang beranak dua kali," kata Sanggemo, Sabtu (22/06/2018).
Lebih lanjut dikatakan, untuk perawatan sapi lokal tidaklah rumit. Pakan yang diberikan berupa dedaunan serta rerumputan yang ada di lahan pertanian atau pekarangan rumah.
Namun demikian, kendala yang dialami ialah rendahnya harga jual sapi lokal di pasaran. Hal tersebut menjadikan lesunya para peternak untuk mengembangkan budidaya sapi putih.
"Kalau dihitung bisnis, ngopeni (memelihara) sapi jawa itu tidak untung. Tetapi kalau orang desa kan buat klangenan dan daripada buang pakan hasil dari sisa panen," kata dia.
Rendahnya harga jual sapi lokal, dijelaskannya dengan memperbandingkan dengan harga sapi jenis simental. Harganya pun terpaut jauh, bahkan hampir setengahnya.
"Kalau misal sapi simental itu Rp 12 juta. Sapi lokal hanya Rp 6 jutaan. Jadi untuk dibuat jual dadakan itu susah," ujar dia.
Selama ini, hasil dari kembang biak sapi lokal pada kelompoknya telah berjalan lancar. Sapi hasil hibah tersebut menjadikan kelompok tani lebih maju.
"Kita berterimakasih kepada pemerintah yang telah peduli terhadap petani. Sekaligus juga program ini dapat memajukan kelompok, karena dari anak sapi yang dijual dari induk hibah 30 persennya untuk kelompok," papar dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Pangan, Suseno Budi mengatakan, pada dasarnya sapi lokal diberikan kepada kelompok tani dengan tujuan mengembangkan ras sapi tersebut di wilayah Gunungkidul. Selain itu, sapi lokal juga mudah dalam perawatan.
"Kalau untuk sapi impor harus adaptasi dan mulai dari lingkungan dan makannya. Kadang sapi eropa juga sulit bunting. Terutama ternak yang sudah silang. Jadi kuramg bagus sebenanrnya," kata Budi.
Di Gunungkidul sendiri terdapat 25 kelompok yang tersebar di Kecamatan Playen dan Kecamatan Wonosari. Pihaknya berharap kelompok tani tetap semangat dan tidak meninggalkan dalam mengelola sapi lokal.
"Kami tidak memaksa, untuk sapi lokal kami murnikan di wilayah perbibitan. Di luar itu bisa dikembangkan untuk silang dengan sapi metal maupun limosin. Terkait harga jual ya tergantung ukuran sebenarnya. Memang selisih itu pasti ada," pungkas dia.
-
Politik2 hari yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa6 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Politik3 hari yang lalu
Bursa Pilkada Gunungkidul, Golkar Kantongi 2 Nama Bakal Calon Bupati