Sosial
Ratusan Anak Ikuti Khitanan Massal di Pondok Darush Sholihin






Panggang,(pidjar.com)–Jerit rintihan dan tangisan anak terdengar dari kompleks Pondok Pesantren Darush Sholihin Padukuhan Warak, Kalurahan Girisekar Kapanewon Panggang, Gunungkidul, Rabu (25/12/2024) pagi tadi. Bukan lantaran dianiaya, jerit dan tangis tersebut berasal dari anak-anak peserta khitanan massal gratis yang diselenggarakan oleh lembaga ini. Sebanyak 130 anak dari seantero Kabupaten Gunungkidul dan wilayah sekitar mengikuti event tahunan ini.
Pimpinan Pesantren Darush Sholihin, Muhammad Abduh Tuasikal mengatakan, khitanan massal ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh lembaganya saat musim liburan seperti sekarang. Tahun 2024 ini merupakan tahun ke 9 penyelenggaraan khitanan massal.
Ditahun ini ada 130 anak-anak dari Kabupaten Gunungkidul, Sleman, Bantul dan Wonogiri yang mengikuti khitanan massal. Usia mereka pun beragam ada yang sudah duduk di sekolah dasar bahkan ada yang berusia 10 bulan mengikuti program tersebut.
“Tahun lalu ada 150 anak sedangkan tahun 130 anak yang mengikuti khitanan massal. Agak menurun sebab tahun ini banyak yang juga menyelenggarakan khitanan massal,” kata Muhammad Abduh Tuasikal.
Salam penyelenggaraannya, Ponpes Darush Sholihin bekerjasama dengan rumah sakit seperti PKU Muhammadiyah Wonosari dan tenaga medis lainnya. Sebelum melakukan sunat, para anak-anak dilakukan screening kesehatan terlebih dahulu untuk memastikan kondisi mereka.







“Jadi mereka harus memenuhi persyaratan termasuk kondisi kesehatan mereka bagaimana. Ada screening terlebih dahulu,” tandasnya.
Apabila ada anak yang dalam screeningnya tidak lolos sunat massal, maka akan dirujuk ke rumah sakit tertentu tanpa dipungut biaya. Secara keseluruhan ditanggung oleh lembaga dakwah ini.
Lebih lanjut ia mengatakan, selain mengikuti khitanan massal para peserta ini juga mendapatkan uang saku, baju koko, sarung, peci, hingga peralatan sekolah.
“Ada doorpirz sepeda untuk para anak-anak ini,” paparnya.
Menurut dia, antusiasme peserta sangatlah luar biasa untuk mengakses program ini. Dengan adanya khitanan massal setiap tahunnya, diharapkan dapat membantu meringankan orang tua dalam mengkhitankan anak mereka. Sebab jika dilakukan secara mandiri, biaya per anak pun juga cukup mahal.
Sementara itu, salah seorang orang tua peserta khitanan massal, Wulan mengatakan ia berasal dari wilayah Berbah mengikuti program khitan massal untuk anaknya yang berusia 10 bulan. Ia sangat bersyukur dengan adanya program tersebut karena sangat membantu para orang tua.
“Alhamdulillah dan berayukur sekali atas program ini, sangat membantu kami. Anak saya baru berusia 10 bulan, memang sudah ada niat sejak lama ingin mengkhitankan di usia balita,” ucap Wulan.