Sosial
Tulis Pesan Terakhir di Tembok Kuburan, Korban Gantung Diri Tak Mau Dimasukan ke Dalam Peti






Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pelaku gantung diri, Suharto (63) warga Padukuhan Plembutan Timur, Desa Plembutan, Kecamatan Playen meninggalkan sejumlah pesan terakhir. Selain menitipkan keluarganya, ia juga menulis pesan kepada juru kunci pemakaman setempat untuk tidak dimasukan ke dalam peti saat dikuburkan.
Kematian Suharto dengan cara bunuh diri memang sempat membuat gempar masyarakat setempat. Pasalnya, Suharto sendiri dinilai oleh masyarakat tidak bermasalah dalam kehidupannya.
Ia terkenal sebagai pribadi yang humoris, supel dan ringan tangan dalam bermasyarakat. Sontak saja, berita kematian itu membuat warga teramat kaget. Sebab kematiannya tidak dilandasi adanya sejumlah faktor penyebab seperti beberapa kasus lainnya.
Di balik kejadian tersebut, Suharto dalam perbincangan terakhirnya kepada tetangganya, Wagiyo, sempat menitipkan pesan untuk ikut menjaga keluarga yang ditinggalkannya. Terutama cucunya yang kerap ia ajak bercanda dalam kesehariannya.

Korban gantung diri saat disemayamkan di rumah duka
Selain pesan itu, warga yang berada di lokasi makam menemukan wasiat berupa sebuah tulisan di dinding menggunakan batu kapur. Tulisan tersebut berbunyi, MBAH YO AKU OJO DIPETI. Diduga kuat tulisan tersebut dibuat Suharto sebelum mengakhiri hidupnya.







“Warga meyakini kalau tulisan itu ditulis oleh Pak Harto. Itu pesan kepada juru kunci Mbah Yo,” kata Kepala Desa Plembutan, Edi Supriyanti, Rabu (06/03/2019).
Supriyanti mengatakan, lantaran tulisan tersebut dipercaya merupakan tulisan Suharto, maka permintaan itu pun dituruti oleh keluarga dan masyarakat. Dalam proses pemakamannya, Suharto tidak dimasukkan ke dalam peti.
“Kita melakukan prosesi pemakaman sesuai pesan terakhir pak Harto,” kata dia.
Suharto menurut, Kades Plembutan itu selama ini tidak dikenal memiliki masalah. Ia tergolong pribadi yang aktif di kegiatan kemasyarakatan.
“Pak Harto itu orang yang suka bergotongroyong. Kegiatan kemasyarakatan juga aktif dijalani,” kata dia.
Sementara itu, salah seorang pelayat yang datang ke rumah duka, Zaenal warga Playen mengaku cukup kaget dengan berita kematian Suharto. Pasalnya, satu hari sebelum ditemukan meninggal, ia masih bertemu di lokasi hajatan dalam keadaan sehat dan tidak menunjukan tanda-tanda keanehan.
“Kemarin itu ketemu waktu njagong, tidak ada yang aneh biasa ngobrol guyonan biasa. Tadi pagi dia juga katanya orang sini masih beli pulsa, jadi cukup mengagetkan,” kata dia yang juga masih kerabat dengan Suharto.