Connect with us

Sosial

Rupiah Melemah, Petani Kedelai Gunungkidul Kelabakan Penuhi Permintaan Pasar

Diterbitkan

pada

BDG

Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dampak melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar AS ternyata justru membawa berkah tersendiri bagi para petani kedelai lokal. Pasalnya saat ini, kedelai lokal justru semakin dicari oleh para pelaku usaha, khususnya pembuat tahu dan tempe. Para pelaku usaha memilih memburu kedelai lokal dibandingkan dengan kedelai impor yang harganya melambung mengikuti harga kurs dunia. Tingginya permintaan terhadap kedelai lokal ini berimbas pula pada naiknya nilai jual secara signifikan.

Seperti diungkapkan oleh Sudiyono, Ketua Kelompok Tani Kedelai, Desa Pengkok Kecamatan Patuk. Selepas adanya pelemahan nilai rupiah yang diikuti dengan naiknya harga kedelai import Amerika Serikat, petani kedelai lokal kian eksis. Pasalnya, para pelaku usaha pembuatan tahu dan tempe yang merasa keberatan dengan harga kedelai import beralih ke produk para petani lokal.

Permintaan kedelai terhadap petani pun langsung mengalami peningkatan. Permintaan yang datang sendiri tak hanya berasal dari Gunungkidul saja, melainkan juga dari berbagai daerah lainnya. Situasi ini disebutkan Sudiyono disambut antusias oleh para petani. Petani yang dulunya sering berkeluh kesah mengenai minat kedelai lokal yang kurang, saat ini justru kelabakan dengan tingginya permintaan.

Berita Lainnya  Diiming-imingi Endorsment, Foto Syur Gadis Cantik Ini Beredar di Media Sosial

“Biasanya hanya dari harga 6.000 – 6.500 per kilonya. Tapi karena permintaan cukup tinggi, kini kedelai kami dijual dengan harga 7.500 sampai 8.000 saja laku,” terang Sudiyono, Selasa (18/09/2018) siang.

Alhasil, pendapatan para petani kedelai lokal mengalami peningkatan yang mencapai hampir 30% dibandingkan dari biasanya. Kondisi ini juga memupuk semangat para petani untuk lebih giat memproduksi kedelai lokal, serta berupaya meningkatkan kualitas hasil produksi mereka. Diharapkan momentum ini bisa kemudian menarik konsumen dan meningkatkan kepercayaan terhadap kualitas kedelai lokal.

“Kualitasnya berani tandingan kok sebenarnya. Memang untuk sekarang ini kepercayaan para pengusaha tahu dan tempe belum sepenuhnya ke kedelai lokal. Namun saya yakin, lambat laun pasti mereka penikmat kedelai import akan beralih ke kedelai lokal, karena kualitasnya juga tidak kalah baiknya,” urainya.

Petani kedelai beraktifitas di lahan kedelai (Foto by google)

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan, Raharjo Yuwono mengungkapkan, pemerintah daerah selama ini terus mendorong para petani untuk menanam kedelai lokal. Prospek kedelai lokal sendiri menurut Raharjo sangat potensial dan menguntungkan bagi para petani. Dengan kondisi rupiah yang semakin melemah ini menjadi peluang bagi para petani lokal untuk merebut pasar.

Berita Lainnya  Seminggu Pertama Operasi Patuh, Ribuan Pengguna Jalan Ditilang Polisi

Pemerintah ke depan akan menggalakkan program penanaman kedelai lokal, sehingga petani memiliki jaminan dan gambaran keuntungan.

“Dampaknya tentu sangat positif. Luar biasa sekali, mendobrak harga kedelai lokal menjadi menanjak signifikan,” ujar Raharjo Yuwono.

Raharjo mencontohkan, di Desa Pengkok, Kecamatan Patuk sendiri pemerintah membina petani kedelai lokal di lahan seluas 10 hektare. Namun karena antusias masyarakat dan membaca potenis yang dimiliki, tak tanggung-tanggung 13 hektare lahan ditambah petani melalui swadaya masyarakat. Dari 23 hektare lahan pertanian itu, menghasilkan 3,25 Ton kedelai siap jual. Berawal dari situlah, masyarakat mulai menggeluti pertanian kedelai.

“Rata-rata 6000 ton kedelai lokal yang diproduksi oleh petani. Jumlahnya cukup banyak memang, tapi sebelum nilai rupiah melemah peminatnya tidak terlalu banyak,” imbuh dia.

Melihat potensi yang ada ini, pemerintah daerah maupun pemerintah pusat terus berupaya mendorong petani memproduksi kedelai lokal. Selain kualitas yang tidak perlu diragukan kembali, hal ini juga untuk menyelamatkan kedelai lokal agar tidak tergerus dengan pasar di mana kedelai import justru mengasai pasaran lokal.

Berita Lainnya  Pembangunan Rest Area Jatiayu Mangkrak, Gelontoran Dana Desa Ratusan Juta Tak Jelas

Dorongan juga diberikan kepada para pelaku usaha agar mereka dapat beralih menggunakan kedelai lokal sebagai bahan baku usaha mereka. Menghidupkan usaha lokal dan produksi lokal daerah menjadi cita-cita daerah, sehingga pemerataan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dapat lebih merata.

“Kita berikan bantuan untuk petani 40 kg bibit kedelai lokal. Di Gunungkidul untuk sementara berdasarkan data yang kami miliki terdapat 3855 hektare lahan siap tanam kedelai,” tambah dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis1 hari yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis2 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis2 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Pariwisata2 bulan yang lalu

Kementerian BUMN dan Sejumlah Perusahaannya Bagikan Bantuan TJSL ke Warga DIY

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– Kementerian BUMN bersama perusahaan yang berada di bawah naungan BUMN, salah satunya PT Kereta Api Indonesia (Persero)...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Okupansi Hotel di Gunungkidul Hampir 100 Persen 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Momen libur natal dan tahun baru 2025 menjadi hal positif bagi Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) okupansi hotel sangat...

Berita Terpopuler