Sosial
Varietas Anyar Biosoy, Jenis Lokal Untuk Saingi Kedelai Impor


Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Biosoy merupakan varietas kedelai anyar yang sedang diujicobakan oleh pemerintah ke petani di wilayah Kecamatan patuk. Adapun biosoy ini merupakan kedelai dengan ukuran besar sehingga hasil panen lahan yang ditanami jenis ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis lain. Para petani di Gunungkidul saay ini perlahan mulai beralih untuk menanam varietas baru ini.
Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY, Sutardi mengungkapkan, Biosoy merupakan varietas baru kedelai dengan karakteristik memiliki ukuran besar. Berat 100 butir kedelai ini mencapai 22 gram, atau ukurannya hampir sama dengan kedelai import. Sedangkan keunggulan lainnya, masa tanam kedelai jenis ini berkisar 80 hari sampai dengan 85 hari.
“Potensi hasil bisa sampai 3 ton per hektar. Jika musim pertama pada saat hujan ubinan mencapai 1,77 ton wose per hektar diprediksi pada saat musim kemarau akan mencapai produksi 3 ton per hektarnya,” ujar Sutardi.
Hal itu dikarenakan cahaya matahari yang penuh sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dengan baik. Varietas biosoy sendiri baru dipublikasi sejak tahun 2019 lalu. Namun demikian, ada pula kelemahannya. Di mana, jika lahan pertanian itu ditumbuhi rumput liar, maka pertumbuhan tanaman ini akan terhambat bahkan hasilnya pun tidak akan maksimal.
“Bentuk polong kedelai ini seperti idamame jika dikemas sebagai camilan rebus rasanya manis,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tami Makmur Tani, Sarjiyo mengungkapkan kelompoknya memiliki lahan pertanian untuk palawija seluas 25 hektar sawah dan 4 hektare lahan kehutanan. Pada musim tanam pertama ini, Poktan Makmur Tani mendapatkan bantuan 120 kg benih kedelai Biosoy yang kemudian ditanam pada 2 hektar lahan pertanian.
“Jenis ini mulai disukai oleh petani kami. Per hektar mampu menghasilkan ubian 1,77 ton. Hasilnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan jenis lain,” kata Sarjiyo,Senin (16/03/2020).
Setelah panen, tersebut kemudian akan digunakan sebagai benih tanam di musim kemarau. Sedikitnya lahan 10 hektare dipersiapkan untuk tambahan penanaman kedelai jenis baru itu.
“Kami sudah persiapkan lahannya, untuk anggota yang mau menanam jenis ini juga bertambah. Awalnya 17 orang sekarang jadi 40 orang. Memang sangat disukai untuk sekarang ini,” tambah dia.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Ir.Bambang Wisnu Broto memaparkan jika sekarang ini minat petani untuk menanam kedelai mengalami penurunan. Dengan dikenalkanya varietas anyar ini (Biosoy), diharapkan dapat memacu minat petani lain menanam kedelai karena potensi hasil tinggi.
Saat ini sedang gencar upaya menaikkan luas tanam kedelai baik pusat maupun pemerintah daerah agar swasembada kedelai tercapai. Perbandingan dengan kedelai Grobogan pun nampak jelas, hasil ubinan kedele varietas Grobogan 2,1 kg atau 1,3 ton wose per hektar sedangkan ubinan kedele Biosoy 2,8 kg atau 1,77 ton wose per hektar.
“Harapannya dengan seperti ini ya bisa meningkatkan keinginan petani untuk menanam kedelai di Gunungkidul,” tutupnya.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event1 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik1 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya1 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
Uncategorized1 jam yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang