Connect with us

Sosial

Permainan Tradisional Semakin Luntur, Generasi Milineal Lebih Tertarik Pada Gadget

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Permainan tradisional lambat laun sulit ditemui. Generasi milenial lebih memilih memainkan gadget mereka dibandingkan dengan mengenal dan bermain mainan tradisional layaknya anak kelahiran tahun 1990 ke atas. Kondisi ini menjadi perhatian sejumlah kalangan, agar mainan tradisional tidak diambang kepunahan dan para generasi milenial memiliki rasa untuk tetap melestarikannya. Dari pemerintah dan lembaga lain pun saat ini mulai fokus dalam menghidupkan kembali mainan tradisional.

Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul, CB Supriyanto mengatakan perkembangan zaman saat ini membuat tersingkirnya permainan-permainan tradisonal yang dulunta sering dimainkan anak-anak dan mudah dijumpai. Keberadaanya semakin luntur dan tergerus modernisasi yang ada. Mensikapinhalnini pemerintah mulai melakukan tindakan dengan kembali mengenalkan permainan tradisional ke anak-anak.

Berita Lainnya  Dihargai Tinggi, Petani Gunungkidul Mulai Kembangkan Budi Daya Jambu Kristal

Lewat sejumlah pertemuan hingga dimasukkannya dalam permainan dalam proses embelajaran anak PAUD dan TK diharapkan dapat membangkitkan dan menghidupkan kembali permainan tradisonal. Padahal ada segudang manfaat jika anak-anak bermain mainan tradisional seperti gobak sodor, bakiak, lompat tali, petak umpet hingga beberapa jenis permainan lainnya.

“Dari Dewan Kebudayaan ada usulane Dinas Kebudayaan untuk menggelar sebuah festival,” kata CB Supriyanto, Minggu (29/09/2019).

Festival dolanan anak ini dimaksudkan untuk krmbali mengenalkan dan mengingatkan pada anak-anak mengenai dolanan tradisonal. Tentu ada khawatiran tersendiri semakin sulitnya permainan tradisional ditemukan di kalangan anak muda. Mereka justru sibuk memainkan gadget mereka, tanpa adanya interaksi satu dengan yang lainnya. Bahkan cenderung saat memainkan game online tak carang emosional anak justru meningkat.

Kegiatan yang digagas adalah upaya dari pemerintah untuk mengangkat lagi budaya atau permainan anak yang mulai tergeser. Dari lintas sektoral dan masyarakat pun juga harus memiliki kesadaran yang tinggi dalam mengembangkan dan melestarikan.

Berita Lainnya  Polisi : Debt Collector Tak Boleh Tarik Motor di Jalanan

“Sebagian desa budaya yang ada di Gunungkiful sebenarnya sudah mulai. Kembali aktif dalam mengkampayekan permainan tradisional,” ucapnya.

Menurutnya belajar di alam terbuka dengan memanfaatkan benda-benda sederhana dan tak terbatas dalam berinteraksi juga disisipi dengan dikenalkannya budaya dan tradisi khas Jawa. Misalnya di kenalkan dengan pengetahuan tradisional, atau aspek-aspek yang mengarah pada kekayaan budaya Jawa yang dimiliki Gunungkidul. Sehingga anak-anak tidak hanya mengetahui budaya luar atau hanya memanfaatkan gawai untuk mendapatkan hiburan.

“Yang ditekankan itu adalah bagaimana bersosialisasi, kemudian kepedulian anak pada alam dan pelestarian budaya yang dimiliki. Jadi mereka paham lah apa itu mainan-mainan tradisional terdahulu,” imbuh dia.

Dari jajaran pemerintah sendiri ada kesulitan dalam menerapkan program ini terhadap anak-anak, tingkat kefokusan dan ketertarikan anak-anak terhadap permainan tradisional masih sangat rendah. Untuk mengatasi kejenuhan atau kebosanan maka, dari pendamping harus berusaha mengemasnya lebih menarik lagi.

Berita Lainnya  Perda Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak, Harapan Baru Selamatkan Anak Terlantar

“Sedang kami susun mengenai cara bermain hingga makna yang ada pada mainan tradisional,” tutup dia. (Arista Putri)

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler