fbpx
Connect with us

Budaya

Mengintip Proses Pembuatan Blangkon Mbah Joni yang Halus dan Nyaman Dipakai

Diterbitkan

pada

BDG

Playen, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Blangkon merupakan penutup kepala yang termasuk pakaian khas Jawa. Keberadaan blangkon sendiri memiliki sejarah yang panjang dalam peradaban masyarakat Jawa. Blangkon berasal dari kata blangko yang memiliki arti siap pakai. Banyak sumber yang mengatakan bahwa blangkon merupakan pelaburan budaya Hindu dan Islam.

Di Kabupaten Gunungkidul sendiri keberadaan belangko cukup menjadi trend beberapa waktu lalu. Terlebih saat UU Keistimewaan Yogyakarta 2013 lalu. Di instansi, saat Kamis Pahing harus menggunakan pakaian adat jawa. Tentu saja bagi kaum laki-laki blangkon menjadi hal yang sentral dalam pakaian Jawa.

Salah satu pengrajin blangkon di Kabupaten Gunungkidul yang komitmen menjual blangkon ialah miliki Joni Gunawan. Terletak di Padukuhan Banaran, Desa Playen, Kecamatan Playen, blangkon milik  pria yang akrab dipanggil Mbah Joni ini kian dikenal dengan brand Omah Jowo.

Berita Lainnya  IMG, Wadah Baru Musisi Gunungkidul dengan Berbagai Aliran Musik

Bagi Joni yang berprofesi sebagai pegiat seni, blangkon merupakan penutup kepala yang sentral digunakan untuk berpentas. Namun demikian, sekitar enam tahun lalu, satu-satunya pengrajin blangkon handmade hanya ada di Kabupaten Bantul. Itupun setiap kali ia memesan satu unit blangkon membutuhkan waktu yang cukup lama yakni tiga bulan.

“Dari situ saya sendiri agak kesulitan untuk memesan blangkon, akhirnya saya putuskan untuk belajar membuat blangkon. Kami membina pemuda rekan forum ketoprak menjadi pengrajin blangkon yang kemudian membesarkan Omah Jowo,” ujar Joni. 

Bermula dari itu, ia tertarik membuat blangkon yang handmade. Meskipun dengan harga yang cukup mahal yakni sekitar Rp. 200.000,- namun kualitas blangkon miliknya dipastikan rapi.

Para pengrajin blangkon miliknya membuat blangkon dengan langsung menggunakan tangan, tanpa alat. Berbeda dengan blangkon lainnya yang hanya menggunakan lem dalam menggabungkan antar satu kain dengan kain lainnya.

Berita Lainnya  DED Diserahkan ke Bupati, Revitalisasi Bangsal Sewokoprojo Tinggal Tunggu Waktu

“Pada prinsipnya blangkon terbuat dari kain ikat atau udeng berbentuk persegi empat bujur sangka,” imbuh joni. 

Pertama-tama dalam memesan blangkon, pemesan akan diukur lingkar kepalanya terlebih dahulu. Ukurannya pun harus tepat antara kening, kepala bagian belakang, dan kepala bagian atas.

“Kemudian baru kami mulai membuat pelipitan kain segitiga yang telah disiapkan untuk hiasan, dan digabungkan pada kain bujur sangkarnitu,” imbuh Joni. 

Berbeda dengan blangkon yang di jual di pasaran, blangkon milik Joni memang memiliki tekstur yang lebih lembut. Karena tidak sekedar ditempel di cetakan kardus.

” Kalau pegiat seni seperti saya kan menggunakan blangkon tidak hanya satu jam dua jam, yang penting nyaman kan, jadi saya membuat blangkon yang sangat nyaman lemes dan bisa dicuci,” kata Joni.

Menurutnya hal tersebut menjadi ciri khas Blangkon Omah Jowo. Selain itu, untuk motif blangkon sendiri Joni memastikan memiliki corak beraneka ragam.

Berita Lainnya  Watu Suweng, Lokasi Yang Dipercaya Sebagai Petilasan Sunan Kalijaga di Gunungkidul

” Untuk itu mungkin kami tidak memiliki kendala yang berarti dalam pemasaran, di Kabupaten Gunungkidul juga pengrajin blangkon masih sangat sedikit,” tandasnya.

Bagian administrasi Omah Jowo, Ning mengaku saat ini pesanan Blangkon Omah Jowo telah merambah pasar nasional. Banyak pembeli dari luar daerah yang datang ke Omah Jowo untuk memesan blangkon. Masing-masing pemesan blangkon akan memiliki waktu tunggu tiga puluh hari.

“Berhubung Pak Joni ini juga pegiat seni kami tidak mengalami kesulitan dalam pemasaran, kalau ditata-rata bisa menghasilkan 30 blangkon satu bulan,” pungkasnya. 

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Okupansi Hotel di Gunungkidul Hampir 100 Persen 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Momen libur natal dan tahun baru 2025 menjadi hal positif bagi Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) okupansi hotel sangat...

Pariwisata2 minggu yang lalu

10 Ribu Wisatawan Kunjungi Gunungkidul Dimalam Pergantian Tahun 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Dinas Pariwisata Gunungkidul mencatat sebanyak 10 ribu wisatawan mengunjungi destinasi wisata di Gunungkidul saat perayaan malam tahun baru 2025....

Pariwisata2 bulan yang lalu

Miliki Daya Tarik Tersendiri, Wota-wati Bersolek Jadi Kawasan Green Tourism

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Girisubo,(pidjar.com)– Padukuhan Wota-wati yang berada di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo merupakan daerah yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan padukuhan lain...

Pariwisata4 bulan yang lalu

Daop 6 Yogyakarta Bersama Korlantas Polri Gelar Sosialisasi Keselamatan, Pelanggaran Lalu Lintas Ditindak

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4  Jogja, (pidjar.com) — Daop 6 Yogyakarta bersama Korlantas POLRI melakukan sosialisasi keselamatan dan penindakan pelanggaran lalu lintas di area...

Pariwisata4 bulan yang lalu

Gelaran Gunungkidul Tourism Festival Untuk Tarik Wisatawan Saat Low Season

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus berupaya memperkenalkan obyek wisata yang dimiliki kepada khalayak ramai. Salah satu kegiatan Dinas Pariwisata Gunungkidul...

Berita Terpopuler