Sosial
Gula Pasir Langka, Pertama Kali Sentuh Angka Rp 16.000 Per Kilogram






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Keberadaan gula pasir nampaknya saat ini tak hanya menjadi barang langka, namun juga meroket. Kondisi yang telah berlangsung sebulan terakhir di wilayah Gunungkidul ini tentunya mengundang keluhan dari masyarakat maupun para pedagang. Situasi sendiri semakin sulit jika tak kunjung ada solusi dalam mengatasi kelangkaan ini. Mengingat, masa sekarang ini telah mendekati awal puasa di mana tingkat konsumsi masyarakat akan meningkat.
Salah seorang pedagang di Pasar Argosari Wonosari, Tugiyarti menceritakan, kelangkaan yang terjadi membuat harga komoditi gula pasir di pasaran ikut terkerek. Saat ini, harga gula pasir telah menyentuh kisaran angka Rp. 16ribu per kilogram.
“Ini pertama kalinya terjadi harga gula pasir sampai ke kisaran Rp 16.000 per kilogram. Dan yang membuat semakin sulit, barangnya susah didapatkan karena kelangkaan di pasar,” ujar dia, Jumat (06/03/2020).
Menurutnya, perkembangan harga gula pasir sendiri memang fluktuatif. Beberapa hari yang lalu, harga gula sempat turun seribu hingga dua ribu rupiah. Namun di hari berikutnya, harga justru naik hampir 40 persen.
“Turun di kisaran Rp. 14 ribu tapi kemudian naik menjadi Rp. 16 ribu,” jelasnya.







Pedagang lainnya, Bardiyo menambahkan, harga gula pasir untuk karung ukuran 50 kilo mencapai Rp 750 ribu hingga Rp 780 ribu. Tentu harga ini sangat jauh dari harga semula yang berada di kisaran Rp. 650 ribu per kantungnya.
“Sudah harga dari sananya, kita ndak bisa ngapa-ngapa,” keluh Bardiyo.
Sementara itu, Sekretaris Disperindag Gunungkidul Virgilio Soriano menjelaskan kenaikan gula pasir yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh menipisnya persediaan di tingkat pemasok. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil pemantauan bulan lalu yang dilakukan oleh pihaknya.
“Banyak toko-toko hingga warung yang mengalami keterbatasan persediaan gula pasir. Apalagi ini sudah mendekati bulan puasa di mana permintaan mulai meningkat, harga gula jadi ikut naik,” jelas Virgilio.
Menanggapi kenaikan gula pasir ini, pihaknya masih terus melakukan pemantauan terhadap situasi harga gula pasir saat ini. Terakhir, pihaknya sudah melaporkan kepada Disperindag DIY terkait dengan kondisi yang terjadi di lapangan.
“Kami harap menjelang bulan Ramadhan semua stok sudah aman, termasuk gula pasir ini karena memang termasuk salah satu komoditi pokok,” urai Virgilio.
Menurutnya, intervensi yang dilakukan bisa dalam bentuk penetrasi pasar. Penetrasi adalah tindakan meningkatkan penjualan produk yang tersedia, dalam hal ini terkait gula pasir.
Upaya peningkatan penjualan ini juga diiringi penambahan stok gula pasir dari BULOG selaku instansi yang berwenang. Melalui kebijakan tersebut, harga gula pasir diharapkan bisa kembali stabil.
“Kami terus berkomunikasi dengan Disperindag DIY dan BULOG, sembari menunggu kebijakan yang tepat,” tandasnya.