Sosial
Jatuh Bangun Para Petani Kampung Kembangkan Tanaman Kopi Robusta






Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Berada di wilayah dataran tinggi, Gunungkidul memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup bagus. Sejumlah komoditi baru mulai dikembangkan dengan memanfaatkan potensi alam ini.
Belum lama ini, tengah dikembangkan tanaman kopi jenis robusta di sejumlah wilayah. Desa Kampung, Kecamatan Ngawen dan Desa Pucanganom, Kecamatan Rongkop diketahui tengah mengembangkanntanaman penghasil minuman yang memiliki cita rasa pahit itu.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Ngawen, Naryo menjelaskan, beberapa waktu lalu masyarakat Desa Kampung memang telah mulai mengembangkan tanaman kopi di lahan milik mereka. Adapun semula, sekitar seribu pohon ditanam. Meski awalnya tumbuh subur, namun kemudian lantaran faktor kemarau panjang, sebanyak 70 persen tanaman kopi yang ditanam kemudian mati.
“Yang masih subur hanya sekitar 30 persen saja,” kata Naryo, Kamis (09/04/2020).
Saat ini para pekebun pun masih terus mengembangkan tanaman tersebut. Bahkan sekitar 3 bulan lalu, sekitar 500 pohon kembali di tanam di lahan yang berada di daerah tinggi itu. Dari jumlah itu, baru sekitar 85 persen tumbuh dengan baik mengingat curah hujan yang ada saat ini memang mencukupi.







“Masyarakat masih sangat berminat mengembangkan kopi robusta meski untuk penanaman tahap pertama itu belum pernah berbuah,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Hortikultur Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Budi Sudaryanto menambahkan, daerah berkarakteristik tinggi seperti di Gunung Gambar, Kecamatan Ngawen memang sangat cocok untuk digunakan sebagai budidaya tanaman kopi. Beberapa kawasan lain di Gunungkidul pun juga disebutnya sangat berpotensi.
“Kalau yang sekarang itu di Kampung dan Pucanganom. Sebenarnya saya sudah beberapa kali usul untuk perluasan di daerah.lain seperti Ponjong dan Nglanggeran, tapi belum ada respon,” ujar Budi.
Namun begitu, di tengah potensi yang ada ini, memang terdapat beberapa kendala. Salah satu yang cukup krusial adalah ketersediaan air. Di daerah tinggi sendiri, justru air sangat susah didapatkan.
“Bisa jadi komoditas baru yang dikembangkan. Kalau Gunungkidul paling bagus itu Bawang Merah, Cabai, Melon dan Semangka,” tutupnya.