Pemerintahan
Potensi Budidaya Jahe yang Menjanjikan di Gunungkidul Belum Diimbangi Minat Para Petani


Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Jahe merupakan tanaman obat-batan dan rempah-rempah yang sering digunakan oleh masyarakat. Tanaman ini diketahui dapat tumbuh subur di jenis tanah tertentu, seperti misalnya di lahan Gunungkidul. Akan tetapi masih sedikit petani yang menanam dan mengembangkan jahe.
Jika mampu membaca peluang, mengembangkan tanaman jahe sangatlah menjanjikan. Selain perawatannya sangat mudah, dalam budidaya ini tidak membutuhkan biaya besar.
Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Budi Sudartanto mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan, tanah di Gunungkidul sangat cocok untuk ditanami jahe, potensinya juga luar biasa. Akan tetapi mereka yang menanam tanaman ini masih sangat sedikit.
“Baru sekala kecil belum sampai ke tahap budidaya. Mayoritas petani menanam jahe di bawah tanah tegakan kakao dan jati. Bisa juga ditemui di pekarangan-pekarangan yang luas,” kata Budi Sudartanto, Rabu (11/11/2020).
Menurutnya belum banyaknya petani yang mengembangkan tanaman jahe hingga ketahapan budidaya lantaran belum mengetahui prosepek kedepan. Padahal menengok ke daerah-daerah lain, budidaya jahe sangatlah menguntungkan karena harga per kilonya sudah sangat tinggi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Subbagian Data Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Warto. Menurutnya beberapa petani yang sudah mengembangkan jahe di tanah tegalan mereka meraup untung yang lumayan. Terlebih di kondisi pandemi ini harganya sangat tinggi dan permintaan pasar pun melonjak drastis.
“Jumlahnya masih sangat sedikit. Bisa ditemui di daerah Ngawen, Nglipar, Semin, Paliyan dan lainnya. Tanah tegakan jati biasanya dimanfaatkan untuk menanam jahe,” ternag Warto.
Adapun jenis jahe yang ditanam oleh para petani mayoritas adalah jenis jahe emprit dan sebagian jahe merah. Menurutnya, kualitas jahe Gunungkidul sangat baik, lebih pedas dibandingkan dengan jahe dari kota lain.
Harga yang ditawarkan juga sangat tinggi. Sebagai contohnya pada awal pandemi itu harga jahe meningkat drastis sampai diangkat 80 ribu per kilo dan sekarang berada diharga 30 ribu sampai 40 ribu per kilonya.
“Peluangnya besar hanya memang belum banyak yang membudidayakannya. Harapannya memang kedepan petani Gunungkidul membudidayakan jahe,” imbuhnya
“Sudah banyak yang komunikasi dan memiliki rencana budidaya tanaman empon-empon ini tetapi sampai sekarang masih hanya sebatas komunikasi dan perencanaan saja. Belum ada realisasinya,” tutup dia.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event1 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik1 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya1 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
Uncategorized2 jam yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang