fbpx
Connect with us

Budaya

Adaptifkan Sastra Kontemporer, Disbud Kota Jogja Gelar Lokakarya Alternate Universe dan Fanfiction

Diterbitkan

pada

BDG

 

Jogja, (pidjar.com) — Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta terus berupaya adaptif terhadap perkembangan sastra kontemporer berbasis digital yang populer di kalangan gen Z. Salah satunya melalui Adaptifkan Sastra Kontemporer, Disbud Kota Jogja Gelar Lokakarya Alternate Universe dan Fanfiction: Kanvas Baru Sastra Kontemporer, di Taman Pintar Yogyakarta, Jumat, (13/9/2024).

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengatakan, lokakarya ini memiliki peran penting dalam membangkitkan semangat dan kepekaan generasi muda terhadap sastra populer.

“Generasi muda tidak hanya fokus pada karya sastra konvensional, namun dapat berkembang dengan karya sastra kontemporer seiring perkembangan zaman,” katanya.

Yetti menyebut, lokakarya tersebut merupakan hasil dari kolaborasi dengan beberapa pihak, diantaranya adalah akademisi dari Universitas Airlangga. Melalui kolaborasi tersebut, kebudayaan diharapkan dapat membawa pada perkembangan kebudayaan menjadi lebih baik lagi.

Berita Lainnya  Bawaslu Tekankan Rasulan Tak Boleh Ditunggangi Kepentingan Politik

“Jadi sesuai dengan studi kami di Dinas Kebudayaan tentu saja salah satunya adalah pelestarian dan pengembangan kebudayaan khususnya di bidang bahasa sastra. Harapannya acara ini dapat menjadi wadah bagi masyarakat yang ingin menggali wawasan terkait dunia kepenulisan dan pengetahuan terkait sastra cyber. Acara ini juga menjadi pintu pembuka bagi masyarakat untuk menciptakan karya-karya sastra, digital maupun konvensional. Juga membuka kepekaan kita bahwa alternate universe telah mewarnai Kesusastraan Populer Indonesia,” lanjut Yetti.

Menurut Yetti, proses dalam melestarikan ataupun mengembangkan sastra pun juga sangat berbeda. Jika masyarakat Jogja khususnya ataupun Jawa, biasanya mengenal sastra adalah sastra Jawa. Namun sastra Jawa pun memiliki spesifikasi, misalnya pentingnya bicara kaitannya dengan aksara Jawa itu sendiri.

Berita Lainnya  Temuan Diduga Yoni Pemujaan Masa Hindu, Puluhan Tahun Hanya Terbengkalai di Ladang

“Perkembangan kebudayaan itu juga harus membuka pada wawasan bagaimana kemudian sastra berkembang dengan baik salah satunya adalah sastra cyber ini,” ungkapnya.

Yetti menyebut, saat ini generasi Z lebih mempunyai kebebasan kebebasan dalam memberikan ide dan kemudian menuangkan dalam sebuah tulisan-tulisan di komunitas. Tulisan-tulisan tersebut bisa dipublikasikan melalui online atau aplikasi yang tentu saja dahulu tidak pernah terbayangkan.

“Klau kita bicara kaitannya dengan karya sastra, mesti outputnya hasilnya itu biasanya buku begitu kan. Tapi ini juga buku, tapi buku yang kemudian bisa kita lihat di handphone. Jadi di mana pun teman-teman bisa kemudian ada ruang-ruang untuk melihat melihat fenomena-fenomena yang terjadi pada saat ini melalui sebuah tulisan-tulisan yang sangat kontekstual, ” imbuhnya.

Berita Lainnya  Mengikuti Tradisi Rasulan di Daguran, Ratusan Ingkung Diarak ke Sendang Panguripan

Sementara narasumber yang memaparkan materi sastra cyber adalah Titania Priantika dan Filiana Nur Wahiddah. Keduanya merupakan penulis yang menggeluti alternative universe. Baik Titania maupun Filiana, menyampaikan materi terkait wawasan Alternate Universe dan kepenulisan dalam pembuatan Alternate Universe. Sesuatu menjadi menarik, keduanya mengangkat budaya tradisi Jawa dan mengkolaborasikannya melalui media sosial.

Lokakarya sastra cyber menjadi gebrakan baru bagi Festival Sastra Yogyakarta, dimana transisi perubahan dari era sastra konvensional menuju ke era sastra digital telah menjadi kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Lokakarya sastra cyber ini menjadi cara untuk memberikan wawasan kepada masyarakat Kota Yogyakarta terkait Kesusastraan Populer Indonesia.(Ken).

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler