fbpx
Connect with us

Budaya

Nguri-Uri Potensi Lokal, 4 Gunungan Akan Diarak di Kirab Budaya Ireda Fest 2024

Diterbitkan

pada

BDG

 

Jogja, (pidjar.com) — Warga Kelurahan Keparakan yang berasal dari Kampung Dipowinatan, Pujokusuman, Keparakan Lor dan Keparakan Kidul akan menggelar Ireda Fest 2024. Acara tersebut sebagai upaya untuk nguri-uri potensi dan budaya lokal yang dimiliki. Ireda Fest 2024 mengangkat potensi seni, budaya dan ekonomi lokal warga untuk ditampilkan pada acara tahunan tersebut.

Acara yang akan digelar pada Sabtu (21/9/2024), mulai pagi pukul 06.00 WIB hingga malam ini, juga akan menyelenggarakan acara bazar UMKM. Warga pelaku usaha ekonomi kecil diwadahi oleh forum UMKM Keparakan dan MG 1 yang diinisiasi LPMK Keparakan menggelar dagangan dan potensi usaha yang dimiliki.

Ketua Panitia Ireda Fest 2024, Mahadeva Wahyu Sugianto mengatakan, warga dari Keparakan Kidul akan membuat gunungan berisi kerajian sandal yang merupakan potensi usaha lokal yang ada untuk diperebutkan seusai kirab budaya yang digelar siang hingga sore hari.

Berita Lainnya  Temuan Diduga Yoni Pemujaan Masa Hindu, Puluhan Tahun Hanya Terbengkalai di Ladang

“Ada empat gunungan yang merupakan representasi potensi lokal baik budaya, seni maupun ekonomi yang berkembang di warga kami. Gunungan akan diarak pada kirab budaya dan bisa diperebutkan di akhir karnaval. Ada gunungan kerajian, gunungan bakpao dan arem-arem, gunungan jajan pasar dan juga gunungan sayur mayur,” jelasnya, Rabu (18/9/2024).

Mahadeva menyebut, tercatat ada sekitar 54 kelompok UMKM yang tampil di bazar. Mereka dikelompokan berdasarkan asal kampung masing-masing yaitu Dipowinatan, Pujokusuman, Keparakan Lor, dan Keparakan Kidul. Usaha mulai dari kerajian hingga kuliner semua yang dilakukan oleh warga untuk mendukung kegiatan ekonomi sehari-hari tampilkan.

“Pengutamaan potensi seni dan budaya lokal yang dikembangkan oleh warga juga dipertontonkan pada gelaran seni yang panggungnya akan dibuka mulai pukul 19.30 WIB,” ujarnya.

Berita Lainnya  Gelontoran Dana dan Program Dari Pemerintah Untuk Lestarikan Macapat Yang Terus Tersingkir Oleh Perkembangan Jaman

Lurah Keparakan Yusup Ahbari menambahkan, acara akan awali dengan tampilan uyon-uyon dari paguyuban Ngudi Laras Keparakan Lor, kemudian akan diikuti tampilan potensi seni dari 13 RW yang semuanya merupakan seni milik warga Keparakan.

Sementara di puncak acara malam pentas seni akan dipertontonkan pagelaran Kethoprak dari Rintisan Kelurahan Budaya (RKB) Keparakan dengan lakon ‘Laskah Hantu Maut’.

“Kita memilih untuk mengangkat potensi milik warga, agar mereka tidak menjadi penonton di rumah sendiri. Warga punya potensi UMKM, seni, dan budaya, ini kita utamakan agar mereka bisa berdaya dan potensi warga ini semakin bisa terasah dan semakin berkilau,” imbuhnya.

Iringin-iringan kirab budaya juga dimeriahkan keberadaan dua kelompok bregodo yang dikelola oleh warga Kampung Dipowinatan dan Keparakan Lor.

Berita Lainnya  Gapura Lar Badak, Gapura Penuh Filosofi Yang Hampir Punah Karena Modernisasi

Bregodo Dipo Satrio dikembangkan warga Kampung Dipowinatan dan bregodo Wedhung Basworo yang dibentuk warga Keparakan Lor menjadi atraksi seni yang akan sangat disayangkan untuk dilewatkan. Kelompok pasukan replika dari bregodo Kraton Yogyakarta tersebut sudah malang melintang di acara-acara kesenian yang digelar di Kota Yogyakarta maupun DIY. (Ken).

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler