Sosial
Arus Balik Bersamaan Dengan Pengumuman Kelulusan, Ribuan Warga Gunungkidul Tinggalkan Kampung Halaman Untuk Merantau






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Arus urbanisasi dari Kabupaten Gunungkidul nampaknya memang sulit untuk dibendung. Pasca kelulusan sekolah maupun bersamaan dengan arus balik lebaran, ribuan warga Gunungkidul meninggalkan kampung halaman guna mengadu nasib di tanah perantauan. Gemerlap tanah perantauan memang cukup sulit untuk ditolak oleh angkatan kerja di Gunungkidul lantaran memang sulitnya mencari lapangan kerja di daerah asal.
Seperti yang terjadi dalam arus mudik serta arus balik pada lebaran tahun 2018 ini. Jumlah masyarakat yang pergi meninggalkan Gunungkidul lebih banyak dari jumlah pemudik yang datang. Data tersebut diperoleh dari hasil evaluasi Ops Ketupat Progo 2018 Polres Gunungkidul.
Kasubag Humas Polres Gunungkidul, Iptu Ngadino mengatakan, dari data yang diperoleh pihaknya, tercatat ada 13.194 penumpang yang meninggalkan Gunungkidul dengan menggunakan 1.520 armada bus. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandingkan dengan arus balik yang tercatat hanya ada 8.627 penumpang demgan 1.513 bus.
"Data tersebut diperoleh dari dua terminal yang ada di Gunungkidul, yakni di terminal Daksinarga Selang dan Terminal Semin," kata Ngadino, Selasa (26/06/2018).
Jumlah tersebut belum termasuk pemudik maupun warga yang mengikuti arus balik dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti motor dan mobil. Adanya peningkatan jumlah penumpang arus balik tersebut diperkirakan merupakan warga Gunungkidul yang hendak mengadu nasib di kota-kota besar. Salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam peningkatan jumlah penumpang arus balik ini adalah bersamaannya dengan pengumuman kelulusan.







"Kemungkinan pergi untuk bekerja. Ini juga bisa dilihat dari sebelum lebaran, sangat banyak masyarakat yang mengurus SKCK di Polres," sambung Ngadino.
Ngadino menambahkan, hasil evaluasi lainnya yang berkaitan dengan lalu lintas selama Ops Ketupat Progo 2018 ini ialah minimnya jumlah laka lantas. Selama 18 hari, tercatat korban luka berat sebanyak 3 orang, korban luka ringan 19 orang dan ketugian materi Rp 7.250.000.
"Jumlah itu menurun, sebab kita juga melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas. Ada 35 tilang, teguran sebanyak 1.534 dan pelanggaran membahayakan 498," pungkas Ngadino.