fbpx
Connect with us

bisnis

Budidaya Bawang Merah Kian Menjanjikan, Petani Mulai Coba Varietas Bauji

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)– Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul tengah mencoba membudidayakan bawang merah varietas bauji. Varietas bauji diklaim tahan terhadap cuaca hujan sehingga dapat menjadi komoditas alternatif petani Gunungkidul.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, mengatakan saat ini pihaknya sudah melakukan demplot penanaman bawang merah varietas bauji di sepuluh titik yang tersebar di Kapanewon Ponjong dan Kapanewon Playen. Menurutnya, varietas ini sangat cocok ditanam bagi petani Gunungkidul karena memiliki sejumlah keunggulan.

“Tindak lanjutnya akan dikembangkan lagi di Kapanewon Ponjong dan Playen,” ucapnya saat meninjau panen bawang merah di Kapanewon Ponjong, Sabtu (28/01/2023).

Dijelaskannya, beberapa keunggulan yang dimiliki varietas bauji ialah tahan terhadap cuaca hujan serta mudah adaptasi dengan segala jenis tanah. Selain itu menurutnya provitas bawang merah jenis bauji cukup tinggi yakni dari satu kilogram bibit dapat menghasilkan 6,5 kg bawang merah.

“Penanaman bisa di pekarangan atau di ladang yang penting diatur pupuk yang seimbang dan drainasenya. Tidak ada perlakuan khusus karena memang dari dulu sudh disiapkan benihnya untuk menghadapi cuaca penghujan. Ini buktinya bisa panen tidak terpengaruh anomali cuaca,” jelasnya.

Berita Lainnya  Sugiyati Lobster Pulutan, Ibu Rumah Tangga Yang Sukses Berbisnis

“Provitasnya per hektare bisa mencapai 12,85 ton. Tinggal nanti dikalikan berapa hektare yang mengembangkan ini. Kalau dilihat potensi ada sekitar 100 hektare lahan yang bisa ditanami varietas ini,” imbuhnya.

Diakuinya jika suplai bawang merah di Gunungkidul masih mengandalkan daerah luar seperti Brebes, Sragen, dan Karanganyar. Menurutnya hal itu karena Gunungkidul sendiri bukan merupakan sentra produsen bawang merah. Namun demikian secara kecukupan setiap tahunnya ia menilai tidak ada masalah, ketersediaan bawang merah dirasa masih aman untuk kebutuhan masyarakat.

“Jadi petani di Gunungkidul hanya mampu mencukupi sekitar 10%-20% dari kebutuhan karena kita bukan sentra bawang merah, tapi secara kecukupan sendiri tidak masalah”, pungkasnya.

Berita Lainnya  Tingkatkan Nilai Jual, KWT Siyono Wetan Olah Ketela Jadi Mie

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler