Sosial
Di Tangan Qohar, Sampah Kayu Disulap Jadi Barang Bernilai Jutaan






Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Di tangan Muhammad Al Qohar, limbah kayu yang dilihat tidak memiliki nilai kegunaan maupun nilai rupiah dapat diubah menjadi barang yang menghasilkan uang jutaan rupiah. Bahkan barang kerajinan yang disulap dari limbah kayu buatannya justru telah keliling Indonesia.
Sudah setahun silam, pria ini menekuni produksi perabot rumah tangga yang dibuat dari limbah-limbah kayu. Usahanya tersebut ia rintis lantaran kepeduliannya dengan limbah kayu yang selama ini ada dan tidak termanfaatkan. Selain itu, pada tahun 2017 silam wilayah obyek wisata Air Terjun Sri Gethuk terdampak banjir besar akibat siklon Cempaka.
Kala itu sungai Oya yang membentang di kawasan Sri Gethuk banyak ditemukan patahan-patahan kayu dari berbagai jenis. Usai bekerja bakti membersihkan puing-puing kayu itu, ia berinisiatif membawa kayu tersebut pulang ke rumahnya agar dapat dimanfaatkan. Dari situlah ia mulai menggagas ide untuk memanfaatkan limbah kayu itu untuk diubah menjadi barang berkualitas dengan nilai seni yang tinggi.
“Awalnya berfikir mau tak jadiin apa kemudian browsing di internet cukup lama hingga menemukan kerajinan dari luar negeri memanfaatkan limbah. Saya coba perlahan dengan alat dan kemampuan seadanya,” terang Qohar, pria asal Kabupaten Kediri itu, Minggu (17/02/2019).
Di rumahnya yang berada di Padukuhan Menggoran 2, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, ia mulai memproduksi beberapa barang sederhana dari limbah kayu itu. Awalnya, semuanya itu hanya dia kerjakan sendiri. Seperti membuat nampan, bingkai kaca, meja kursi yang semuanya dibuat dari limbah kayu yang ia potong-potong dipadukan dengan bahan resin. Iseng-iseng ia lalu memposting barang hasil pekerjaannya itu di akun media sosial, ternyata tidak sedikit warga net yang cocok dan memesan barang buatannya itu.







Dari situ, ia mulai merekrut satu pekerja untuk membantunya memenuhi pesanan. Butuh kesabaran, ketelatenan, dan seni dalam membuat barang-barang limbah ini. Dalam penanganannya pun juga memerlukan perlakukan khusus. Sekitar 2 hingga 3 minggu waktu yang dibutuhkan untuk membuat satu set meja kursi dari bahan limbah.
“Dari ranting kayu jati yang paling bagus. Sebenarnya kayu apa saja bisa, biji-bijian pun juga bisa kok asal kreatifitasnya main pasti bernilai rupiah tinggi,” imbuh dia.
Menggeluti produksi limbah kayu ini ternyata menghasilkan hasil yang tinggi pula. Omzet perbulan jika sedang ramai orderan ia paparkan bisa mencapai 10 juta hingga 15 juta rupiah. Satu item barang buatannya ia bandrol dari harga Rp 75.000 hingga Rp 4.000.000. Bandrol tersebut tergantung dari kesulitan dan nilai seni saat pembuatan barang tersebut. Pemasaran secara online dan mengikuti pameran di berbagai daerah membuat saat ini barang kerajinan Qohar bisa keliling Indonesia.
“Ada kok kemarin sampai Papua, paling sering ya Jakarta dan sekitar Jawa Timur. Yang perlu diubah itu mainset seseorang, apapun barangnya bisa jadi uang sesederhana itu sih. Di mana ada keinginan tentu menghasilkan,” kata pria yang juga selaku pengelola obyek wisata Sri Gethuk itu.

Qohar saat mengikuti pameran
Sementara ini dukungan dari pemerintah masih sebatas dengan upaya promosi. Untuk pelatihan atau bantuan peralatan belum ia dapat. Qohar sendiri juga tidak begitu berharap bantuan dari pemerintah, yang terpenting adalah suport. Sejauh ini memang ia terkendala pada peralatan yang masih terbatas, sehingga dalam penggarapannya harus lebih banyak secara manual. Pengerjaan secara manual ini tentunya berdampak kepada waktu pengerjaan yang menjadi lebih lama.
“Tanpa ada belajar atau pelatihan. Semua bedasarkan apa yang saya lihat dan inginkan. Kreatifitaslah yang harus lebih diasah,” jelas dia.
Lebih lanjut dikatakan Qohar, Desa Bleberan khususnya sekitar rumahnya itu merupakan aset yang memiliki potensi melejitnya perekonomian masyarakat. Keinginan terbesarnya, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat tidak bergantung pada bekerja sebagai operator wisata. Melainkan membaca peluang yang ada dengan berdirinya obyek wisata yang cukup terkenal.
Salah satunya yakni membuka souvenir khas yang belum ada. Hal inilah yang seharusnya bisa dibaca oleh masyarakat, sama halnya dengan yang ia lakukan. Dengan pemanfaatan semacam ini, perputaran uang dapat benar-benar dirasakan. Qohar juga bermimpi ke depan dapat merekrut sebanyak mungkin pekerja dari sekitar lingkungan sehingga juga berdampak mengurangi pengangguran.
“Apa ya, kalau yang saya pedomani itu urip ning ndeso tapi rejeki koyo ning kutho. Ini lah yang harus kita gali bersama,” tutup dia.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
bisnis4 minggu yang lalu
Jelang Idulfitri, Daop 6 Yogyakarta Bagi 250 Paket Sembako kepada Para Porter