fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Dinas Mengaku Siap Kembalikan Mata Pelajaran PMP ke Bangku Sekolah

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Adanya kebijakan pemerintah pusat untuk mengembalikan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) ke sekolah disambut baik oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul, Bahron Rosyid.

Pihak dinas menyatakan kesiapannya untuk mengembalikan mata pelajaran PMP di tahun ajaran 2019-2020. Meski demikian, sampai saat ini masih menunggu datangnya surat resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Intinya kami siap, tapi untuk pelaksanaan harus ada surat resminya. Hingga sekarang surat tersebut belum ada dan kami menunggu untuk melaksanakan kebijakan mengembalikan PMP untuk diajarkan lagi di sekolah,” tegas Bahron Rosyid, Sabtu (29/12/2018).

Ia membeberkan, dikembalikannya mapel tersebut diklaim tidak menjadikan masalah berarti bagi tenaga pendidik. Sebab PMP sendiri memiliki kesamaan dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Oleh karenanya, pada saat kebijakan ini benar-benar dilaksanakaan, Disdikpora Gunungkidul tidak akan mengajukan penambahan tenaga pendidik PMP.

“Secara garis besar ada kesamaan antara PKN dengan PMP. Jadi untuk pengajaran, guru PKN tinggal diberikan penyegaran terkait dengan mapel PMP sehingga semua dapat berjalan, tanpa harus melakukan rekruitmen tenaga pendidik khusus mengajar PMP,” kata Bahron.

Menurut Bahron keyakinan tidak akan menambah guru dilihat berdasarkan pengalaman pribadi. Sebagai lulusan guru PKN, dia tahu persis tentang pembelajaran yang menyangkut dengan masalah kebangsaan dan juga mengenai pendidikan Pancasila.

Berita Lainnya  Penanganan Zona Merah Anthraks Hingga 10 Tahun dan Wacana Pembelian Hewan Ternak Yang Sakit

“Jadi kalau memang nanti diajarkan kembali, kami sudah siap dengan SDM yang dimiliki,” imbuh Bahron.

Sementara itu, Guru SMP Negeri 2 Wonosari, Siti Fatimah mengatakan setuju jika PMP dihidupkan kembali lantaran mengacu adanya pengaruh buruk dari perkembangan zaman.

“Namun harus ada perbedaan dibanding PMP zaman dulu. Kalau dulu hanya hafalan saja yang ditonjolkan,” kata Siti

Ia mengatakan proses utama yang harus dilakukan  berkaitan dengan praktik, bagaimana Pancasila diimplementasikan di kehidupan bermasyarakat.

“Keberadaan PMP dapat mendukung pengembangan pendidikan karakter di sekolah,” katanya.

 

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler