fbpx
Connect with us

Pendidikan

Dua Sekolah di Gunungkidul Jadi Percontohan Pembalajaran Tatap Muka

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Dua sekolah di Gunungkidul telah melaksanakan pembelajaran tatap muka mulai Senin (19/04/2021) ini. Keduanya yakni SMKN 1 Wonosari dan SMAN 2 Playen.

Plt Kepala Balai Pendidikan Menengah Gunungkidul, Suhirman mengatakan, di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 5 SMA/SMK dan juga 5 MAN yang diperbolehkan mlelaksanakan tatap muka. Ke sepuluh sekolah tersebut dinobatkan sebagai sekolah percontohan pelaksanaan pembalajaran di era new normal.

“Kebetulan di Gunungkidul ada dua yang ditunjuk, sebenarnya sekolah sudah presentasi kepada Disdikpora DIY pada Februari lalu, namun karena ada PPKM ditunda sampai April ini,” papar Suhirman.

Suhirman menambahkan, pada 14 April lalu kedua sekolah di Gunungkidul tersebut menerima Surat Edaran dalam pelaksanaan tatap muka. Adapun prosedur pelaksanaannya diserahkan kepada sekolah.

“Pagi tadi saya dapat laporan ada beberapa siswa kelas X yang berangkat terlalu pagi, maklum karena baru sekali ini sekolah,” imbuh Hirman.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Wonosari, Muhammad Rokhis mengatakan, kelas 12 di sekolahnya sudah selesai ujian sehingga sudah tidak ada kegiatan. Kemudian pada pertemuan kali ini sebanyak 850 siswa kelas XI dan XII melaksanakan pembelajaran di sekolah.

Berita Lainnya  Pengumuman di Tengah Pandemi, Siswa SMA/SMK di Gunungkidul Lulus 100%

“Kami bagi menjadi dua sift, sift pagi dan siang, satu hari dua pelajaran,” kata Rokhis.

Rokhis mengatakan, pada sift pagi dimulai pada 07.30 hingga 10.15 WIB kemudian sift siang pada 12.15 hingga 14.30 WIB. Satu jam pelajaran sendiri dilaksanakan selama 40 menit.

“Untuk mekanisme memang menjadinkebijakan sekolah masing-masing,” jelas Rokhis.

Para siswa sebelum masuk gerbang sekolah dicek suhu badan. Kemudian mereka melakukan cuci tangan di wastafel yang sudah disiapkan. Adapun kapasitas kelas yang tadinya 36 siswa dipangkas 50% menjadi 18 siswa saja.

“Mereka terlihat sangat antusias karena kondisi belajar jarak jauh selama satu tahun lebih pandemi ini tidak efektif,” pungkas Rokhis.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler