fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Era Revolusi Industri 4.0, Peran BLK Dinilai Tak Maksimal Dalam Pelatihan Berbasis Teknologi

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gunungkidul mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk mengenjot pelatihan industri berbasis teknologi. Keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) saat ini dinilai belum cukup untuk menyiapkan usia kerja menghadapi era revolusi industri 4.0. Saat ini, era industri berbasis teknologi memang sangat penting bagi keberlangsungan usaha agar dapat bersaing secara maksimal.

Ketua Komisi D, DPRD Gunungkidul Herry Kriswanto menyebut sampai dengan saat ini Pemkab belum memiliki program khusus untuk menghadapi era indrustrialisasi berbasis teknologi. Sehingga dikhawatirkan, tanpa penguasaan teknologi semacam ini, nantinya masyarakat di usia kerja akan kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan.

“Kalau hanya lewat BLK saja kami kira masih kurang. Pemkab harus punya program khusus untuk menghadapi era saat ini,” ujar Herry, Senin (21/01/2019).

Program khusus tersebut, menurut Herry merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Sebab jika selain kesulitan mendapat pekerjaan, para usia kerja menjadi gagap dalam menghadapi era industrialisasi.

“Jangan sampai masyarakat yang masuk usia kerja kaget dalam menghadapi ini. Jangan-jangan mereka nanti bertanya tanya, ada to yang seperti ini. Mengingat perkembangan teknologi di bidang industri sangat luar biasa,” ucapnya.

Dalam hal ini, pihaknya telah melakukan rapat dengan Organisasi Perangkat Derah (OPD) untuk membahas pelatihan-pelatihan kerja. Hasilnya cukup mengecawakan lantaran Pemkab sampai dengan saat ini masih belum melangkah ke arah pelatihan khusus menghadapi industrialisasi.

Berita Lainnya  Gelar Operasi Zebra, Polisi Incar Pengguna Jalan Ngebut Hingga Mabuk

Terpisah, hal yang berbeda diutarakan Kepala Bidang Tenaga Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Gunungkidul, Munawar. Ia menganggap keberadaan BLK masih cukup mengakomodir masyarakat yang ingin mengembangkan keahlian masing-masing.

“Saat ni BLK sudah cukup memadahi peran mereka juga dalam mengasah skill para pencari kerja juga sudah baik,” ucapnya.

Saat disinggung terkait dengan pemanfaatan teknologi, ia mengatakan paling tidak sumber daya manusia juga harus mumpuni atau minimal mengerti sedikit pengoperasionalannya. Revolusi industri 4.0 tentunya juga sangat berpengaruh dalam ketersediaan lowongan pekerjaan.

Sehingga saat ini benar-benar dioptimalkan dalam penyerapan dan penyaluran tenaga kerja. Sebenarnya di tingkat lokal saja banyak lowongan pekerjaan yang tersedia. Namun tidak dipungkiri jika minat untuk bekerja di luar negeri dan bersaing dengan tenaga kerja luar negeri juga semakin meningkat.

Berita Lainnya  Geopark Gunungsewu di Tengah Desakan Investasi Penambangan, Industri dan Pariwisata

“Mereka biasanya ingin mengasah kemampuan sembari mempelajari dunia kerja di luar negeri, jika telah berpengalaman di sana paling tidak jika kembali ke sini dapat bersaing dengan mereka yang memiliki kedudukan,” tambah dia.

Adapun jumlah tenaga kerja yang dikirim ke pabrik-pabrik besar di luar negeri setiap tahunnya terus ada peningkatan. Mulai dari yang semula hanya belasan orang, kemudian puluhan orang, dan tahun 2018 lalu terdapat 120 orang.

“Tentu terdapat berbagai motivasi pendorong masyarakat kerja diluar negeri, satu diantaranya yakni sebagai bekal mempersiapkan diri dengan persaingan yang lebih ketat,” tutupnya.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler