Sosial
Festival Kathok Abang Ketiga, Warga Pantai Watukodok Sepakat Kembangkan Pariwisata Sembari Jaga Kelestarian Alam






Tanjungsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Festival Kathok Abang kembali digelar oleh warga pengelola Pantai Watukodok pada Kamis (09/05/2018) siang tadi. Sebagaimana diketahui, festival yang digelar tahunan ini merupakan perayaan sekaligus peringatan warga setempat yang berhasil menghadapi investor yang sebelumnya hendak menguasai lahan di Pantai Watukodok.
Ratusan warga sejak sekitar pukul 09.00 WIB berkumpul di Balai Desa Kemadang dan kemudian menggelar kirab menuju kawasan pantai. Sesampai di Pantai, warga lantas menggelar upacara bendera. Uniknya, para warga yang berasal dari segala usia tersebut kompak mengenakan pakaian merah putih yang merupakan seragam para siswa Sekolah Dasar (SD).
Salah seorang sesepuh di Pantai Watukodok Yahya Yusmadi mengungkapkan, festival kathok abang (celana merah) memang sangat monumental bagi para warga Pantai Watukodok. Para warga bahu membahu dan saling bekerja sama dalam menghalangi investor besar yang ingin mencaplok lahan serta mengusir warga yang selama ini mencari nafkah di kawasan Pantai Watukodok. Nama kathok abang sendiri sengaja dipilih lantaran sebelumnya, warga setempat sangat diremehkan dan dikira akan dengan mudah ditaklukkan lantaran hanya berpendidikan rendah.
“Festival ini untuk mengenang perjuangan warga 3 tahun lalu untuk merebut kemenangan dari investor yang ingin menguasai Pantai Watukodok,” beber Yahya.
Selain sebagai peringatan, festival ini diharapkan nantinya juga semakin meningkatkan kekompakan warga pengelola Pantai Watukodok dalam hal pengembangan wisata sehingga mampu terus menarik para wisatawan. Selama ini, perkembangan Pantai Watukodok disebutnya sangat baik. Para warga semakin banyak yang menggantungkan hidup dari panorama dan keindahan kawasan pantai ini. Hingga saat ini, para warga yang ikut menikmati pengelolaan pariwisata di Pantai Watukodok sudah mencapai 150 orang. Ini berarti bahwa Pantai Watukodok saat ini telah menjadi berkah bagi banyak orang.







“Tak hanya dalam mengembangkan pariwisata saja, akan tetapi warga kami juga berjuang bersama dalam melestarikan alam di sini,” ucap dia.
Salah satu contoh dari komitmen warga untuk menjaga alam adalah dengan penuh kesadaran tidak menebang pohon di kawasan pantai.Hal ini dilakukan agar kawasan alam bisa tetap lestari, begitupun dengan ekosistem yang menaunginya.
Salah seorang warga Pantai Watukodok, Warso mengenang bagaimana pantai ini telah sangat berguna bagi warga masyarakat. Sebelum berkembang menjadi obyek wisata, sekitar tahun 1970an, lahan Pantai Watukodok dimanfaatkan warga untuk pertanian. Selama puluhan tahun diambil hasil buminya, baru pada 2010 lalu, warga mengembangkan pantai ini menjadi kawasan wisata. Warga mulai membersihkan kawasan pantai dan membangun sarana penunjang lain seperti warung hingga toilet umum serta lahan parkir.
“Kita hanya ingin hidup tentram dan alam Pantai Watukodok bisa terus dinikmati secara bebas oleh anak cucu kita dan bukan lantas dimonopoli investor,” tandas dia.
Pada kesempatan yang sama, Humas Paguyuban Kawulo Pesisir Mataram (PKPM) yang selama ini menaungi para pedagang di Pantai Watukodok, Surahman menambahkan bahwa tahun 2018 ini, Festival Kathok Abang mengambil tema menjalin persaudaraan untuk menjaga kelestarian alam. Tema ini sengaja dipilih agar warga selalu mengingat untuk menjaga kelestarian alam dalam pengembangan pariwisata yang dilakukan di kawasan pantai.
Ia mengakui bahwa saat ini, masalah memang masih ada di Pantai Watukodok terkait perebutan bukit Watukodok. Namun demikian, ia bersama warga lainnya telah sepakat untuk tidak mengindahkan hal tersebut dan tetap focus dalam mengembangkan pariwisata.
“Pengembangan pariwisata di sini harus selalu bersinergis dengan kelestarian alam,” tegas dia.
Festival Kathok Abang sendiri menurut Surahman akan terus dipertahankan sebagai cirri khas Pantai Watukodok. Melalui momen ini pula, pihaknya ingin berbagi dengan wisatawan dengan memberikan sajian hiburan kesenian maupun hasil-hasil bumi dari lahan di kawasan pantai yang saat ini memang masih dimanfaatkan untuk lahan pertanian.
“Kita nyuguhnya wisatawan juga ketela, kacang, atau ubi yang merupakan hasil pertanian di sini. Kita ingin mempunyai cirri khas sehingga wisatawan yang datang selalu teringat dengan Festival Kathok Abang dan Pantai Watukodok sebagai satu kesatuan,” tuntasnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks