Budaya
Gapura Lar Badak, Gapura Penuh Filosofi Yang Hampir Punah Karena Modernisasi
Wonosari,(pidjar.com)–Keberadaan Gapura Lar Badak di Kabupaten Gunungkidul sejak beberapa tahun ini tergeser dengan gapura yang lebih modern dan praktis. Hal ini menjadi kekhawatiran pemerintah kabupaten dan dewan kebudayaan. Untuk itu, kemudian digencarkan sosialisasi dan memberi edukasi mengenai Gapura Lar Badak yang menjadi ciri khas Yogyakarta.
Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul, CB Supriyanto mengatakan, Gapura Lar Badak merupakan gapura peninggalan nenek moyang yang biasanya dibangun di kawasan perbatasan sebagai tanda pembatas antar wilayah. Gapura ini memiliki banyak sekali filosofi. Namun siring dengan modernisasi yang terjadi, khususnya sekitar 15 tahun terakhir ini, keberadaan gapura jenis ini mulai tersingkirkan.
Masyarakat tak lagi membangun Gapura Lar Badak melainkan membeli gapura yang siap pasang. Hal ini bisa dilihat sangat sedikit gapura jenis ini yang sekarang dapat ditemui. Mayoritas gapura yang masih berdiri hanya di sebagian kawasan perbatasan maupun pintu masuk kantor instansi pemerintahan. Sedangkan di rumah-rumah yang dulu biasanya didirikan gapura lar badak sekarang diganti dengan gapura modern.
“Tergantikan mungkin karena gapura modern ini tidak harus membuat secara manual, tidak membutuhkan waktu lama saat pemasangan. Selain itu juga karena kurangnya pemahaman akan filosofi,” kaya CB Supriyanto.
Belakangan ini, Dewan Kebudayaan berkoordinasi dengan Kundha Kabudayan untuk memberi edukasi dan pemahaman pada masyarakat mengenai Gapura Lar Badak. Dengan pemahaman ini, diharapkan masyarakat dapat ikut melestarikan gapura ini. Cara ini ternyata ampuh dilakukan, perlahan menurut CB Supriyanto, masyarakat mulai tergerak untuk membangun gapura jenis ini.
“Iya ada sosialisasi yang dilakukan, ini upaya pelestarian icon yang dimiliki,” paparnya.
Adapun Lar diartikan swiwi atau sayap, ada di bagian kanan dan kiri jalan/ pintu masuk. Urai CB, Badak itu binatang kuat (dari Amerika) dengan usia lebih dari 40 tahun. Kemudian Bunga Melati yang melambangkan kesucian, bunga melati memiliki lima kelopak yang berkaitan dengan pendidikan. Lima kelopak diartikan bahwa Yogyakarta sejak dahulu memang sudah direncanakan menjadi kota pelajar yang memiliki lima jenjang pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga Perguruan Tinggi.
Pada Gapura Lar Badak ‘sempurna’, pada tiang terdepan (lebih tinggi) atau belakang (lebih pendek) di bagian bawah melati sebenarnya terdapat tiga tingkatan persegi empat. Hal tersebut menunjukkan bahwa budaya berasal dari tiga hal yakni cipta, rasa dan karsa.
Sedangkan penghubung antara tiang yang tinggi dan yang lebih rendah pada sisi atas sayap terdapat variasi lengkungan. Dilihat dari tinggi tiang yang lebih rendah menuju yang lebih tinggi menggambarkan makna sebuah cita-cita.
Cita-cita yang disusun atau direncanakan harus naik ke tingkatan lebih baik atau tinggi menuju bunga melati yang melambangkan kesucian. Tiang atau pilar digambarkan pemimpin makanya lebih besar dan kuat, kokoh mampu mengayomi. Serta adanya lubang pada sayap berjumlah tujuh menunjukkan bahwa untuk menuju sesuatu yang baik itu perlu melalui sebuah perjalanan/ laku. Dimana laku tersebut harus penuh keterbukaan dan transparansi.
Lantas pada bagian bangunan pondasi bagian bawah merupakan rakyat. Manunggal atau menyatunya peminpin dengan raykat dimanifestasikan dari pertemuan antara pondasi dan tiang. Pemimpin dan yang dipimpin harus tegak dan jujur.
Sementara itu, Sekretaris Kundha Kabudayan Sabarisman mengatakan, dari dinas melalui bidang telah melakukan sosialisasi ke masyarakat untuk turut melestarikan Gapura Lar Badak. Dengan demikian icon atau ciri khas yang bersejarah ini tetap diketahui oleh generasi mendatang.
“Untuk bangunan yang dulu sudah ada tidak perlu dirusak, tetapi untuk bangunan gapuro yang baru dihimbau untuk menggunakan gapuro lar badak,” terang Sabarisman.
-
Politik3 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Politik3 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Pendidikan3 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gunungkidul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Titik Porak Poranda
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Peternak Telur Gelar Rembuk Nasional Demi Menyongsong Panen Jagung 1,9 Ton
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Waspada, 2 Bulan Terakhir Kasus DBD di Gunungkidul Tembus 280 Penderita, 2 Meninggal Dunia
-
Pariwisata6 hari yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Sosial4 minggu yang lalu
Perduli Layanan Masyarakat, Pengusaha Ini Salurkan 6 Unit Ambulans Untuk Warga Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Targetkan 25 Medali Emas, Pemerintah Janjikan Bonus Untuk Kontingen Popda Gunungkidul
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mega Proyek Pembangunan Gedung DPRD Gunungkidul Dilanjutkan Tahun Ini