Sosial
Industri Ekonomi Kreatif Belum Berkembang di Gunungkidul
Wonosari, (pidjar.com)–Rabu (23/10/2019) pagi tadi mengumumkan jajaran kabinet di periode kepemimpinannya yang ke-2. Ada sejumlah kementerian yang baru di antaranya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang akan dipimpin oleh Wishnutama. Industri ekonomi kreatid sendiri sebenarnya merupakan potensi yang sangat besar. Dengan pangsa pasar yang luas, sektor ini jika dimanfaatkan dengan baik akan bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Di Kabupaten Gunungkidul sendiri saat ini, industri jenis ini memang masih belum maksimal. Baru segelintir saja industri ini yang berkembang di kalangan masyarakat. Sebuah kerugian tentunya mengingat potensi ekonomi kreatif ini cukup diminati pasar ekspor.
Kabid Perdagangan Disperindag Kabupaten Gunungkidul, Yuniarti Ekoningsih mengakui, saat ini, pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Gunungkidul memang sangat minim. Bahkan disebutnya, masih dalam tahap pembahasan.
“Ekonomi kreatif merupakan perpaduan seni kreatifitas dengan pemasaran. Bagaimana menjual produk, bagaimana menjual jasa,” ujar Yuniarti kepada pidjar.com, Rabu (23/10/2019).
Pihaknya berharap bahwa ke depan, sektor ini bisa berkembang. Dengan segala potensinya, jika dikembangkan dengan baik, maka nantinya ekonomi kreatif bisa menyejahterakan masyarakat. Guna memicu perkembangan industri kreatif di Gunungkidul, Disperindag Gunungkidul saat ini tengah berkoordinasi dengan Balai Latihan Kerja (BLK) Gunungkidul agar menyediakan pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan kreatifitas. Baru nanti OPD memiliki peran dalam hal pemasaran.
“Misalnya dalam hal ekonomi kreatif berupa decoupage, Gunungkidul belum bisa menangkap hal tersebut padahal kaum urban pasti suka,” imbuh dia.
Terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Wisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Yuni Hartini menambahkan, pihaknya belum memiliki data konkrit mengenai produk Ekonomi Kreatif. Namun demikian pihaknya mengaku telah beberapa kali melakukan pembinaan kepada pelaku ekonomi kreatif.
“Kalau tidak salah, ada sekitar 16 produk ekonomi kreatif namun digarap sejumlah OPD,” tandasnya.
Salah satu pelaku ekonomi kreatif, kerajinan bambu cacat, Abdul Rohman, warga Padukuhan Karangsari, Pengkol, Nglipar mengaku saat ini pihaknya hanya mengandalkan pameran sebagai pemasaran. Ia pun mengaku, dalam pengembangan ekonomi kreatif hanya mampu menyentuh kalangan kelas atas.
“Karena kami tidak hanya menjual barang tapi juga jasa kreatifitas sehingga harganya memang cukup mahal,” pungkas Abdul.
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selisih Tipis Antar Caleg PDIP, Bagaimana Nasib Ketua DPRD Gunungkidul?
-
Politik2 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Persaingan Sengit Antar Parpol, Golkar Optimis Raih 6 Kursi DPRD Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Sosial2 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Politik4 minggu yang lalu
Selisih Tipis dengan Incumbent, Timses Klaim Anti Kumala Sari Duduki Kursi Dewan dari Dapil IV
-
Politik2 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Siswa Disabilitas SMP Negeri di Wonosari Dirundung Hingga Patah Jari
-
Pendidikan1 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Seorang Perempuan Ditemukan Gantung Diri
-
Info Ringan4 minggu yang lalu
Menghabiskan Waktu Libur Akhir Pekan di Pesisir Selatan Gunungkidul, Wisata Unik Nan Indah
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
25 Kambing Milik Warga Sawahan Mati Mendadak