Pariwisata
Pemkab Gunungkidul Mengklaim Isu Antraks Tak Pengaruhi Jumlah Kunjungan Wisatawan






Wonosari(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sebulan terakhir Kabupaten Gunungkidul dihebohkan dengan penyakit antraks yang menyerang hewan ternak. Bahkan ada beberapa orangnyang ikut terpapar penyakit tersebut. Kendati demikian pemkab Gunungkidul mengklaim jika isu yang tengah menjadi bahan pembicaraan hingga ketingkat pusat ini tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan ke bumi handayani. Perbandingan kunjungan wisatawan pun dilakukan oleh Dinas Pariwisata dengan tahun lalu.
Sekretsris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengungkapkan kujungan wisatawa terus terpantau selama satu bulan ini. Di tengah mencuatnya isu antraks, diklaim tidak mempengaruhi minat wisatawan untuk melabuhkan kunjungan diakhir pekan di kawasan wisawata Gunungkidul.
“Sementara ndak ada pengaruhnya adanya isu itu di kunuungan wisatawan,” kata Harry Sukmono.
Ia mencontohkan data kujungan wisatawan dari tanggal 1 Januari hingga 27 Januari 2020 lalu mencapai 378.463 orang dengan pendapatan daerah mencapai lebih dari 3 miliar rupiah. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada bulan sampai dengan tanggal yang sama jusrtu lebih banyak kunjungan di tahun ini.
Menurutnya isu-isu yang beredar itu telah disaring oleb masyarakat. Berkaitan dengan antraks pun dari dinas juga telah melakukan penanganan, sehingga untuk kegiatan wisata lan lainnya tetap berjalan dengan baik tanpa adanya kendala.







Jumlah itu pun terus bertambah, mengingat sejak tanggal 27 hingga tanggal 31 Januari sejumlah kawasan wisata juga tetap ramai dikunjungi oleh wisatawan, terlebih di hari Sabtu dan Minggu. Tentunya lonjakkan wisata pun sangat signifikan dibandingkan dengan hari biasa atau hari kerja.
“Pasti terus ada peningkatan,” tambah dia.
Sementar itu, Bupati Gunungkidul, Badingah menghimbau masyarakat tetap tenang dengan adajya sejumlah rentetan penyakit antraks yang terjadi di Gunungkidul. Pemkab dibantu dengan sejumlah lini dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat telah berupaya melakikan penanganan penyakit ini.
Titik yang menjadi penyebaran awal pun telah tertangani dengan baik. Dari pemerkntah sendiri juga meyakinkan jika daging sapi atau kambing dari Gunungkidul aman dan layak konsumsi. Jajarannya pun beberapa waktu lalu juga melakukan kampanye makan daging.
“Waspada itu penting, tapi tidak usah berlebihan. Penanganan sudah dilakukan dengan menggandeng instansi-instansi terkait. Aktifitas wisata juga tetap berjalan dengan baik,” pungkas dia.