Sosial
Kerasnya Perjuangan Hidup Poniem Hidupi Keluarga Setelah Ditelantarkan Suami


Purwosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Hidup penuh keterbatasan tak membuat Poniem (35) warga Padukuhan Gumbeng RT 04 RW 03, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari patah arang. Sejak ditinggalkan suaminya beberapa tahun lalu, ia tetap semangat mencari nafkah untuk menghidupi anak-anaknya.
Untuk menjadi tulang punggung atas dua orang anaknya, ia terpaksa harus mengadu nasib menjadi pembantu rumah tangga di wilayah Semarang, Jawa Tengah. Sementara selama ia pergi, dua dari empat orang anaknya harus dititipkan di tempat saudaranya.
Ditemui di rumahnya yang reot, Poniem mengaku kehidupan yang ia jalani saat ini sangat berat. Meski telah berjuang sendiri dalam menyambung hidup keluarga hingga harus meninggalkan anak-anaknya, uang yang dihasilkan pun terkadang masih belum mencukupi. Ia bahkan sampai menjual habis harta bendanya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Anak saya ada 4 yang satu sudah menikah. Yang dua saya titipkan di Bantul dan Semanu sama saudara. Sedangkan yang satunya bekerja di Wonosari," kata Poniem, Minggu (04/02/2018).
Meski apa yang dialaminya dirasa berat, namun Poniem berujar tetap berusaha untuk selalu tegar dan menerima kenyataan ini. Hal tersebut dilakukan lantaran bagaimana ia dan anak-anaknya bisa bertahan hidup di tengah keterbatasan.
Selama ini, ketika pulang, Poniem tinggal di rumahnya yang reot nyaris roboh. Tak ada perabot apapun yang mengisi rumahnya kecuali satu buah meja, dua kursi kecil dan tikar yang biasa digunakan untuk beristirahat. Dinding yang terbuat dari anyaman bambu pun sudah banyak yang habis dimakan rayap.
“Genting banyak yang pecah, tidak punya perabotan, apalagi listrik. Halaman juga tidak punya karena sudah saya jual untuk menyambung hidup. Ya begitulah keadaan rumah saya,”ucap Poniem.
Terpisah, tokoh masyarakat setempat, Kalid mengatakan bahwa masih banyak di wilayahnya yang perlu mendapatkan uluran tangan. Poniem hanya salah satu contoh warga di Padukuhan Gumbeng yang sangat membutuhkan bantuan.
"Selama ini belum ada tindakan dari pemerintah desa maupun kabupaten. Saya dengar di wilayah lain kok banyak bantuan datang, tapi kok disini nggak ada itu kenapa," pungkas dia.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event1 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik1 minggu yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya1 minggu yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya
-
Uncategorized42 menit yang lalu
Komitmen Dukung Kopi Lokal, KAI Daop 6 Yogyakarta Bagikan 750 Gelas Kopi Gratis ke Penumpang