fbpx
Connect with us

Sosial

Tak Pernah Dapat Bantuan, Bertahun-tahun Wartini dan Keluarga Tinggal di Rumah Tidak Layak

Diterbitkan

pada

BDG

Purwosari,(pidjar.com)–Ditengah gencarnya program bedah rumah di Kabupaten Gunungkidul ini, ternyata masih banyak warga yang tak mendapatkan program tersebut. Seperti yang dialami Wartini (40) warga Padukuhan Gembeng, Desa Giripurwo, Kecamatan Purwosari. Rumah yang sudah lapuk nyaris roboh itu harus ia tinggali bersama suami dan 4 orang anak yang tiga diantaranya merupakan anak kembar.

Ditemui dirumahnya, Wartini mengaku sangat membutuhkan bantuan. Sebab saat ini ia merasa sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja. Apa lagi anak-anaknya yang masih duduk di bangku sekolah membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Wartini dan Suyono (60) merupakan pasangan suami istri yang dikaruniai 5 orang anak. Namun saat ini mereka hanya tinggal bersama 4 orang anak, sebab anak pertamanya sudah berkeluarga. Saat ini ia tinggal bersama Rizki Wahyu Setiyawan, Aldi Wahyu Setiawan, Desi Ayu Safitri yang merupakan anak kembar. Sedangkan satu anaknya lagi yang ialah Dian Latfianti.

Berita Lainnya  Motor Masuk Jurang, Pelajar SMP Tewas Seketika

"Saya hanya kerja tani. Ini anak saya yang kembar tiga duduk di kursi kelas 6 SD. Dan yang besar di SMA," kata Wartini, Sabtu (03/02/2018).

Dalam mencukupi kehidupannya, ia hanya mengandalkan panggilan untuk jadi buruh tani dengan penghasilan Rp 25 ribu per hari. Sedangkan untuk sang suami, belum tentu mendapatkan penghasilan lantaran bekerja sebagai buruh juga tidak menentu.

"Untuk kebutuhan makan dan sekolah anak-anak saja tidak cukup. Apa lagi untuk benah-benah rumah yang saat ini kondisinya sudah memprihatinkan," imbuh dia.

Pantauan di lapangan, kondisi rumah Wartini memang cukup memprihatinkan. Anyaman bambu dan kayu sebagai tembok pun sudah banyak yang bolong. Bahkan ketika masuk ke dalam rumah, tidak ada ruangan pembeda antara ruang tamu, ruang keluarga dan ruang tidur.

Berita Lainnya  Rencana Pelebaran JJLS Panggang-Saptosari, Puluhan Warga Akan Terdampak Pembebasan Lahan

Bahkan untuk meja belajar saja, keempat anaknya harus saling berbagi. Hanya ada dua tempat tidur untuk mereka gunakan bersama.

"Kepengen punya ruang belajar. Karena kami pengen sekolah tinggi. Pengen jadi orang pinter," ucap ketiga anaknya bersahutan.

Selama ini diakui Wartini pihaknya belum pernah menerima bantuan apapun. Bahkan dari pemerintah desa sekalipun, ia sama sekali belum mendapatkan bantuan.

"Saya memang dapat PKH. Tapi untuk yang lainnya saya tidak dapat. Waktu zaman gempa itu saja, yang lain pada dapat saya sama sekali tidak," imbuh dia.

Ia berharap, pemerintah mau mendengarkan keluhannya itu. Sebab bantuan berupa rumah layak huni sangatlah diharapakan.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler