Peristiwa
Kesaksian Orang Tua Bocah 10 Tahun yang Meninggal Diduga Keracunan, Dinkes dan Polisi Tunggu Hasil Uji Lab


Girisubo,(pidjar.com)– Meninggalnya NAA (10) warga Kalurahan Jerukwudel, Kapanewon Girisubo yang diduga meninggal karena keracunan massal tengah menjadi perhatian khalayak. UPT Puskesmas Girisubo saat itu bersama dengan jajaran kepolisian kemudian bergerak cepat melakukan pengecekan dan pengambilan sampel makanan untuk dilakukan uji laboratorium.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty. Selepas adanya kejadian NAA meninggal dunia, tim dsri puskesmas kemudian melakukan tracing di lapangan dan pengambilan sampel sisa makanan yang dikonsumsi oleh para peserta pelatihan tersebut.
Beberapa peserta juga dimintai keterangan, ada sekitar 18 yang mengalami gejala seperti yang dialami oleh NAA yakni mual, muntah, dan diare. Kendati demikian, tidak ada warga yang dirawat di Puskesmas maupun rumah sakit.
“Petugas sudah melakukan pengecekan dan diambil sampel untuk cek laboratorium,” jelas Dewi Irawaty.
“Untuk hasilnya belum keluar,” sambung dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh, Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Andika Arya Pratama. Ia mengaku telah mendapatkan informasi mengenai peristiwa yang dialami oleh bocah 10 tahun tersebut bersama dengan belasan warga lainnya. Informasi ini didapat dari laporan Kapolsek Girisubo. Akan tetapi hingga saat ini tidak ada laporan resmi terkait peristiwa tersebut.
“Langkah awal sudah dilakukan oleh jajaran Polsek dengan Puskesmas yakni pengambilan sampel makanan untuk uji laboratorium. Jadi langkah yang diambil, mengambil makanan dulu langsung kita serahkan ke Puskesmas melalui Kapolsek,” ucap Andika Arya.
Disinggung mengenai pemeriksaan saksi, ia mengatakan belum melakukannya. Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium apakah makanan tersebut memicu keracunan atau ada hasil lain. Setelah hasil laboratorium ini dikantongi petugas, nantinya akan dilakukan tindakan lebih lanjut lagi.
“Disisi lain, keluarga korban sudah ikhlas atas kejadian (meninggal) tersebut,” sambung dia.
Ditemui terpisah, orang tua NAA, Beni Al England, mengatakan ia secara pribadi telah ikhlas atas kepergian NAA. Ia beranggapan bila memang umur anak pertamanya tersebut hanya sampai saat itu saja. Tanpa niatan memojokkan pihak manapun, ia tak ingin memperpanjang kejadian tersebut dan telah mengikhlas kepergian putrinya itu.
“Sebetulnya gini saya mau klarifikasi dulu. Saya gak mau memojokkan siapapun. Anak saya meninggal kalau dari keyakinan saya sendiri karena sudah takdirnya seperti itu. Saya gak mau memojokkan salah satu pihak. Keyakinan saya murni karena anak saya umurnya hanya sampai segitu. Kalau soal makanan dan lain-lain saya tidak mau jadi permasalahan lebih lanjut,” ucap Beni saat ditemui.
Kendati demikian ia tidak menampik jika anaknya pada Selasa sore mengonsumsi nasi box dari acara pelatihan yang diselenggaralan di Kalurahan Jerukwudel.
Ia menceritakan, Selasa sore NAA mengonsumsi makanan berupa nasi dan ayam bakar tersebut. Selasa malam menjelang Rabu dini hari, NAA mengeluh sakit perut kemudian diberi minyak herbal di bagian perut oleh ibunya. Sekitar pukul 03.00 WIB dini hari ia bisa tertidur pulas, kemudian sekitar pukul 07.00 WIB bangun tidur dan sempat ngobrol dengan ibunya karena badanya sudah lebih sehat dan ingin melanjutkan tidur.
Namun sekitar pukul 10.00 WIB gejala muntah dan diare hebat dialami kembali oleh bocah tersebut. Keluarga kemudian memutuskan untuk membawanya ke Puskesmas Girisubo untuk mendapatkan penanganan.
“Saat itu muntah sekitar 3 kali di kamar saya, kamar simbahnya. Dia juga minta pampers takutnya kalo pipis atau BAB di jalan, kemudian dibawa ke Puskesmas setelah diperiksa dirujuk ke rumah sakit kebetulan yang dekat kan di Praci,” paparnya.
“Di jalan dia terus kami ajak ngobrol, akan tetapi kondisinya justru menurun. Kemungkinan di separuh perjalanan sudah meninggal tapi kami lanjutkan ke rumah sakit untuk memastikan, ternyata dokter mengatakan anak saya sudah meninggal dunia,” jelas dia.
Mendapat keterangan dari rumah sakit bila putri kecilnta tersebut meninggal dunia, Beni pun syok berat hingga pingsan. Saat itu, istrinya sempat menanyakan ke pihak dokter apa yang sebenarnya terjadi,diagnosa sementara dokter karena usus buntu NAA pecah.

-
Sosial4 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Sosial4 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Hukum4 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Politik4 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Naik Penyidikan, Korban Bullying di SD Elite Ternyata Sempat Opname di RS
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak
-
Pemerintahan6 hari yang lalu
Besaran UMK 2024 Telah Disepakati, Gunungkidul Menjadi Yang Terendah se-DIY
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Kemarau Panjang, BPBD Gunungkidul Terus Layani Permintaan Droping Air
-
Politik4 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 48 Miliar Untuk Pilkada Gunungkidul 2024
-
Sosial1 minggu yang lalu
Sekian Lama Tak Disentuh Pemerintah, Pengusaha Muda Bangun 2 Ruas Jalan