Sosial
Kesulitan Tangani Depresi Yang Jadi Penyebab Utama Bunuh Diri, Dinkes Akui Kekurangan Tenaga Kesehatan Jiwa






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)—Permasalahan kasus bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul disebut lantaran adanya permaslahan gangguan jiwa baik gangguan jiwa ringan maupun berat. Namun demikian, Pemkab mengaku kesulitan dalam memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada masyarakat. Keterbatasan Sumber Daya Manusia disebut kembali menjadi alasannya sehingga pelayanan kesehatan jiwa .
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka mengakui bahwa sejumlah tenaga kesehatan khususnya kesehatan jiwa untuk penempatan di Puskesmas sendiri saat ini masih ada beberapa yang kosong. Bahkan menurutnya, beberapa dokter telah mengajukan mutasi.
“Untuk tenaga kesehatan dengan standar minimal saja kita masih kekurangan, apalagi untuk memenuhi pelayanan kesehatan jiwa,” kata Priyanta ketika ditemui di ruangannya,” Rabu (09/01/2019).
Ia tak memungkiri, dari infromasi yang diperoleh pihaknya bahwa permasalahan bunuh diri di Gunungkidul 40 persen dilatarbelakangi permasalahan depresi. Akan tetapi, dalam deteksi dini depresi atau gangguan jiwa ringan tersebut menurutnya lebih sudah untuk ditemukan.
“Kita ada PISPK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga) di situ ada 12 item. Salahsatunya adalah OGJD. Tapi untuk depresi itu sangat makro kita sehingga kita cukup kesulitan untuk melakukan deteksi,” kata dia.







Priyanta menyebut, bahwa pihaknya belajar banyak dari maraknya peristiwa bunuh diri di Gunungkidul ini. Ke depan menurutnya, petugas puskesmas yang mendatangi lokasi bunuh diri tidak hanya melakukan visum luar saja, namun juga pendataan lebih dalam.
“Selama ini kita hanya mendampingi pihak kepolisian untuk melakukan visum. Tetapi mungkin ke depan kita akan cari tahu lebih dalam lagi, untuk antisipasi kedepannya,” kata dia.
Ia berharap, dalam penanganan masalah bunuh diri di Gunungkidul menjadi perhatian semua pihak. Terlebih dalam pengawasan kejiwaan seseorang, peran serta keluarga dan masyarakat sangat diharapkan.
“Ketika keluarga tahu, lingkungan tahu maka penanganannya akan lebih mudah,” kata dia.
Sebelumnya, Bupati Gunungkidul, Badingah meminta seluruh jajarannya dan masyarakat untuk bergerak mulai dari lingkungan sekitar menyikapi fenomena bunuh diri yang beberapa hari terakhir terjadi.
“Saya mengajak semua pihak untuk action melakukan pencegahan bunuh diri,”kata Badingah.
Sesuai dengan perintah Bupati, ia berharap bawahannya tidak lagi hanya sebatas rapat yang hanya selesai di tataran ide, namun untuk bergerak. Pihaknya mengaku prihatin dengan masih tingginya kasus bunuh diri. Apalagi sudah ada satgas berani hidup yang dibentuk pemkab beberapa tahun lalu belum mampu menangkal.
“Semua harus ikut berkomitmen mengurangi angka bunuh diri. Tidak hanya tugas pemerintah tetapi juga masyarakat,”ujarnya.