fbpx
Connect with us

Pendidikan

Klaster Sekolah, Pembelajaran Tatap Muka di 2 SMP Dihentikan Sementara

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pembelajaran Tatap Muka di 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Gunungkidul terpaksa harus dihentikan. Hal ini karena adanya siswa dan guru yang terkonfirmasi positif covid19. Pihak dinas sekarang ini masih melakukan trancing dan pengumpulan data dari pihak sekolah berkaitan dengan penularan yang terjadi. Dari kedua sekolah tersebut, tercatat ada puluhan siswa yang terkonfirmasi positif.

Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Gunungkidul, Tijan mengungkapkan, ada dua sekolah yang PTMnya dihentikan total karena adanya siswa dan guru yang positif covid19. Kedua sekolah yang terpaksa sementara dihentikan kegiatan belajar di lingkungan sekolah tersebut yaitu SMP Negeri 3 Gedangsari dan SMP Al Mujahidin di Kapanewon Playen. Tracing serta penanganan lainnya masih terus dilakukan oleh petugas di kedua sekolah tersebut.

“Untuk datanya masih terus kami update. Yang di SMPN 3 Gedangsari ini ada 7 siswa dan 3 guru yang dinyatakan positif covid19,” ucap Tijan, (16/02/2022).

Secara menyeluruh, kegiatan PTM dihentikan di 2 sekolah tersebut. Sterilisasi juga dilakukan berbarengan dengan tracing. Adapun siswa dan guru yang positif telah menjalani isolasi mandiri.

Berita Lainnya  Semangat Para Anggota Linmas Amankan Pilur Serentak di Tengah Usia Uzurnya

“Semua sudah isoman. Kegiatan dihentikan sementara, pembelajaran di 2 sekolah kembali daring. Kalau yang lainnya masih PTM seperti biasa,” imbuhnya.

Dinas Pendidikan menghimbau kepada warga sekolah lainnya untuk menerapkan protokol kesehatan lebih ketat di tengah dinamika penularan yang cukup tinggi ini. Kemudian jika ada siswa atau guru yang sakit diminta untuk langsung memeriksakan diri ke rumah sakit atau faskes lainnya dan sementara waktu tidak beraktifitas atau masuk sekolah.

Panewu Gedangsari, Djarot Hadi Atmojo mengatakan, penularan di SMPN 3 Gedangsari ini terjadi belum lama ini. Bermula ketika seorang guru dari Kabupaten Bantul dinyatakan positif pada Jumat (11/02/2022) lalu. Kemudian hari Senin, dilakukan tracing pada guru serta siswa yang sudah kontak dengan yang bersangkutan.

Berita Lainnya  Cerita Pilu Yatinah Yang Hidup Sebatangkara Dalam Kondisi Lumpuh, Tidur Beralas Karpet dan Makan Dengan Tutup Kaleng Roti

“Setelah ditracing, ada 2 guru yang positif. Kemudian hari Selasa dilakukan tes untuk seluruh siswa ternyata ada 7 yang positif,” ucap Djarot.

“Semua sudah isoman, kemudian untuk PTM sesuai dengan aturan yang berlaku dihentikan dulu,” imbuhnya.

Sementara itu, Panewu Playen, Iskandar mengungkapkan, pihaknya langsung melakukan rapat koordinasi dan pengecekan saat mendengar adanya klaster di Ponpes Al Mujahidin. Adapun saat ini, siswa yang menjalanu isolasi sebanyak 40 orang dan ditambah 2 pendamping yang ditempatkan di lantai 2. Sebanyak 30 siswa atau santri sekarang ini muncul gejala dan 10 orang tidak bergejala.

“Pemantauan terus dilakukan koordinasi dengan pihak pondok juga dilakukan. Untuk kebutuhan logistik tidak ada masalah karena sudah disiapkan seksi konsumsi dari yayasan atau penyelenggara pendidikan, namun untuk penyajiannya diatur tidak prasmanan seperti biasa tapi dikemas per bungkus. Untuk obat-obatan dan vitamin sudah disiapkan gugus tugas kapanewon melalui Puskesmas Playen,” jelas Iskandar.

Kemudian kegiatan ibadah di Masjid pondok sementara dibatasi untuk internal, masyarakat umum diminta agar menggunakan Masjid di luar pondok. Secara berkala akan dilakukan pemeriksaan kesehatan kepada para santri tersebut. Monitoring dibantu oleh satgas Kalurahan Bandung yang secara intensif berkomunikasi dengan pengurus pondok dan kebetulan berdomisili di sekitar pondok sehingga pengawasannya lebih optimal.

Berita Lainnya  Unik, Warga Tepus Buat Kerajinan Wayang Berbahan Kayu

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler