Connect with us

Sosial

Kondisi Belum Juga Normal Pasca Diterjang Banjir, Desa Banyusoca Digerudug Ratusan Relawan

Diterbitkan

pada

BDG

Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Meski telah 3 minggu berselang sejak deraan Badai Cempaka yang menerjang wilayah Gunungkidul pada 28 November 2017 lalu dan berimbas pada timbulnya bencana banjir dan tanah longsor, hingga kini dampak bencana tersebut masih terasa. Di sejumlah lokasi terdampak saat ini belum sepenuhnya terehabilitasi. Sejumlah akses umum belum tertangani oleh pemerintah ataupun relawan.

Desa Banyusoca, Kecamatan Playen yang tepat berada di pinggiran Sungai Oya merupakan salah satu wilayah yang terdampak paling parah akibat bencana banjir. Ratusan warga masyarakat bahkan harus sementara waktu mengungsi lantaran situasi yang masih belum kondusif pasca terjadinya bencana. Sejumlah akses dan fasilitas umum di desa tersebut masih belum bisa digunakan secara normal. Termasuk diantaranya akses jalan maupun sarana air bersih. Sumur-sumur milik warga dalam kondisi keruh sehingga tak layak konsumsi lantaran banyaknya endapan lumpur yang terbawa banjir. Warga pun harus rela menggunakan sumber air lainnya untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka akan air bersih.

Berita Lainnya  Grebek PPKM Ala Ketua DPRD, Borong Makanan Pedagang Yang Sepi Pembeli

Melihat kenyataan tersebut, ratusan relawan dari Bantul dan sekitarnya pada Minggu (17/12/2017) siang tadi mendatangi lokasi terdampak banjir di wilayah Padukuhan Banyusoca, Desa Banyusoca. Para relawan bahu membahu membuka akses jalan dan membersihkan sumur warga yang masih kotor akibat banjir.

Ratusan relawan bersama warga memang harus bekerja cukup keras. Hal ini karena memang kondisi lingkungan di Padukuhan Banyusoca mengalami kerusakan cukup parah akibat banjir. Sejumlah sampah berupa ranting pohon, lumpur, serta yang lainnya masih teronggok di sejumlah tempat dan belum sempat dibersihkan oleh warga.

Warga sendiri baru mulai bisa bekerja bakti membersihkan lokasi-lokasi tersebut pada beberapa hari terakhir ini. Sebelumnya, mereka fokus membersihkan rumah masing-masing yang juga terdampak banjir bandang.

"Masih banyak akses umum di wilayah kami yang belum dibersihkan karena keterbatasan tenaga dan waktu. Seperti jalan menuju ke makam dan makamnya yang rusak tertimbun tanah juga belum sempat dibersihkan," kata Kepala Desa Banyusuca, Sutiyono saat ditemui di sela gotong royong bersama warga dan relawan. 

Berita Lainnya  Jakarta Kembali Terapkan Lockdown, Pemkab Gunungkidul Waspadai Membanjirnya Pemudik

Bencana banjir yang terjadi sempat melumpuhkan kegiatan masyarakat di desanya. Selain fasilitas umum yang rusak diterjang banjir, di desanya ada sebanyak 72 kepala keluarga terdampak banjir, yang berada di dusun Banyusoca, Sawahlor, Kedungwanglu, Gedad, dan Klepu. Warga yang terdampak banjir bahkan harus mengungsi selama seminggu karena menunggu banjir surut.

"Selain itu juga ada sekitar lebih dari 15 sumur warga yang kotor akibat banjir. Beberapa waktu lalu kita masih mengandalkan bantuan air bersih, tetapi sekarang warga sudah berusaha menggunakan air sumurnya meski sebelumnya harus mengendapkan air agar bersih dari lumpur,"tuturnya.

Sutiyono mengakui pemerintah daerah memberikan bantuan pada awal pasca bencana, namun setelah bencana belum ada bantuan.

"Yang kami butuhkan sekarang bukan logistik, tetapi relawan atau alat berat untuk membuka jalan dan membersihkan sampah, hingga tanah yang terbawa air,"ucapnya. 

Berita Lainnya  Angka Pengangguran Makin Tinggi, Gunungkidul Tempati Peringkat Kedua Tingkat Pengangguran Terbanyak se-DIY

Koordinator Forum Relawan Bantul, Waljito mengatakan, pihaknya bersama 200 orang relawan dari Bantul dan sekitarnya, setiap minggu memang mendatangi lokasi bencana yang membutuhkan bantuan. Relawan yang berasal dari berbagai unsur ini rela menyisihkan waktu dan tenaganya untuk membantu masyarakat terdampak bencana.

Relawan dari Bantul ini membagi dua, yang satu tim membantu memperbaiki sejumlah masjid di wilayah Bantul yang terdampak banjir, dan satu tim ke wilayah Gunungkidul.

"Desa Banyusoca memang cukup parah terdampak banjir," katanya.

Menurut dia, salah satu fokus penanganan bencana ialah agar masyarakat kembali ke kehidupan normal.Air sendiri menjadi kebutuhan pokok yang harus bisa segera terpenuhi.

“Karena itu begitu kami mendengar di wilayah ini masih banyak sumur yang rusak. Langsung kita terjunkan relawan beserta peralatannya,” beber dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler