fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Lahan Pertanian Terus Berkurang, Masyarakat Diminta Tak Terlalu Bergantung Pada Nasi

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus mensosialisasikan masyarakat untuk memberikan makanan beragam, bergizi, seimbang, aman dan halal pada masyarakat. Salah satunya yakni dengan mengkonsumsi panganan lokal non beras dan terigu sesuai dengan arahan Kementerian Pangan maupun memberdayakan produksi lokal. Beberapa upaya dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam hal ini.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Fajar Ridwan mengatakan, pihaknya terus menggalakkan panganan lokal dalam hal ini non beras, terigu, dan beberapa turunan lainnya. Misalnya saja pengolahan makanan jenis umbi-umbian, jagung atau jenis makanan lainnya yang sekiranya tidak mengandung karbohidrat tinggi layaknya nasi dan terigu.

“Kita terus dorong masyarakat melalui kelompok-kelompok yang ada untuk menggalakkan program pemerintah ini,” kata Fajar Ridwan, Kamis (25/07/2019).

Adapun salah satu yang tengah dilakukan yakni pendampingan dan pembinaan pada kelompok masyarakat dalam membuat inovasi olahan makanan dari bahan panganan lokal. Gunungkidul sendiri memiliki beragam potensi, misalnya saja olahan singkong, jagung yang dibuat beragam jenis pangan yang modern sebagai pengganti nasi.

Kamis (25/07/2019) pagi tadi, 18 kelompok pemberdayaan perempuan mengikuti lomba dan pembinaan dalam menciptakan resep olahan makanan sebagai pengganti nasi dan terigu. Dengan demikian, diharapkan masyarakat menyadari jika untuk mendapatkan asupan gizi yang seimbang tidak harus mengkonsumsi olahan makanan dari nasi dan terigu.

Berita Lainnya  Polisi Blokade Jalur Menuju Pasar Hewan Siyonoharjo, Pedagang Masuk Harus Tunjukan Rapid Antigen

“Sesuai dengan surat edaran Bupati, sekarang ini masyarakat diminta untuk tidak bergantung pada nasi. Paling tidak olahan pengganti nasi seperti kita kan punya sego jagung, olahan mocaf dan beberapa hal lainnya,” imbuh dia.

Sejauh ini memang masyarakat masih belum begitu paham, mengingat sudah menjadi hal biasa untuk mengkonsumsi nasi. Padahal, jika berdasarkan hitungan pemerintah 2040 nantinya lahan tanaman pangan justru akan berkurang, dan ketersediaan beras berangsur menurun. Sehingga masyarakat didorong untuk terbiasa mengkonsumsi olahan lainnya.

“Dari OPD yang ada sudah mulai menerapkan perlahan, harapannya masyarakat pun juga melakukan serupa. Kalau paling unggul di Gunungkidul memang olahan dari singkong dan mocaf, dibuat beragam makanan inovatif,” tambahnya.

Ia berharap, dengan adanya beberapa program yanhg dilakukan ini mendongkrak kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi beragam makanan. Untuk meningkatkan potensi kabupaten maupun meningkatkan kesehatan pula, terlebih untuk mengatasi penyakit diabetes serta beberapa penyakit lainnya.

“Kita sedang cari dari kelompok-kelompok ini yang memiliki kreatifitas tinggi. Misalnya saja olahan makanan tersebut mudah didapat dan dibuat serta bentuknya yang modern,” pungkas dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler