Pemerintahan
Meski Tak Ada Anggaran Khusus, Warga Terdampak La Nina Bisa Ajukan Bantuan Stimulan Bangunan ke Pemerintah






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Badai La Nina di Bumi Handayani diperkirakan akan mencapai puncaknya pada November dan Desember 2020 ini. Fenomena alam itu telah menunjukan dampaknya di Gunungkidul. Seperti beberapa waktu lalu puluhan rumah warga di Kapanewon Nglipar, Patuk, Karangmojo dan Gedangsari dilaporkan rusak akibat tertimpa pohon maupun terterjang angin.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, sebetulnya untuk menghadapi Badai La Nina ini tidak ada persiapan anggaran secara khusus. Adapun anggaran yang tersedia dari APBD maupun APBD tahun ini untuk penanganan bencana sebesar Rp 160juta.
“Anggaran ini memamg rutin tahunan, jadi untuk La Nina tidak ada spesifik,” kata Edy, Senin (16/11/2020).
Anggaran rutin untuk kesiapsiagaan bencana tersebut biasanya digunakan untuk pembekian logistik, sewa alat berat, dan juga bantuan stimulan material. Sehingga masyarakat yang terdampak bisa mengajukan permoh9nan.
“Biasanya jika ada korban yang dampaknya cukup berat, kami minta untuk mengajukan permohonan kemudian kami kirimi bahan bangunan misal kalau tertimpa pohon ya asbes bisa juga semen,” kata dia.







Sementara itu, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Gunungkidul mengatakan, penanganan dan pemulihan covid19 masih menjadi prioritas utama Pemkab Gunungkidul. Ia mengatakan, anggaran untuk penanganan La Nina menyatu pada Bansos Belanja Tidak Terduga (BTT) APBD Gunungkidul.
“Bisa digunakan untuk penanganan dan pemulihan covid19 bisa juga untuk bencana lainnya serta kebutuhan yang dinilai mendesak,” jelas Saptoyo.
Adapun pada Bansos BTT dalam APBDP 2020, Pemkab Gunungkidul menyiapkan anggaran lebih dari Rp 139 Miliar. Sebelumnya, refocusing anggaran untuk covid19 ini sendiri seniliai Rp 210 Miliar.
“Total serapannya sudah mencapai 92, 75%,” tandas dia.