Pemerintahan
Pelaku UMKM Gunungkidul Keluhkan Kendala Pemasaran dan Tenaga Kerja






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Gunungkidul selama ini masih kesulitan dalam hal pemasaran dan jumlah tenaga kerja. Dua masalah ini terkadang membuat perkembangan usaha tidak optimal. Oleh karenanya, meski pelaku usaha mikro mampu membuat produk bagus, namun terkadang tidak laku di pasaran.
Seperti yang dirasakan oleh pemilik pabrik tahu di Padukuhan Sumbermulyo, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Sakiyo (65). Ia mengatakan, saat ini mengalami kekurangan jumlah tenaga kerja. Mengingat setiap harinya pembuatan tahu membutuhkan dua kwintal kedelai, namun dirinya hanya memperkerjakan 5 orang karyawan saja.
"Bahan bakunya tidak ada masalah. Yang menjadi kendala jumlah tenaga kerjanya. Kami hanya punya 5 karyawan itu pun kadang-kadang nggak masuk," ujarnya, Rabu (18/04/2018).
Lain halnya dengan yang dirasakan Kelompok Batik Tulis Cangkring di Padukuhan Bansari, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Muji Lestari. Berbeda dengan Sakiyo yang kesulitan jumlah tenaga kerja, Muji justru mengeluhkan adanya kendala pada pemasaran produk. Dalam sebulannya, ia hanya mampu menjual maksimal 8 hingga 10 batik saja.
"Kami masih terkendala pemasaran produk. Apalagi dalam industri batik banyak persaingan," jelasnya.







Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Gunungkidul, Widagdo mengatakan, adanya kendala keterbatasan sumber daya manusia lantaran para pelaku UMKM tidak banyak berinovasi. Sehingga produk yang dihasilkan belum mampu bersaing saat dipasarkan bersama pelaku UMKM lainnya.
"Pelaku UMKM harus terus berinovasi. Jangan cepat puas dengan produk yang dihasilkannya," tutur dia.
Pihaknya pun akan terus mendukung dengan berbagai macam upaya agar pengusaha meningkatkan inovasi dengan terus memberikan pelatihan. Ia pun juga akan mendukung Pengurusan Perizinan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) yang selama ini dinilai belum banyak dimiliki UMKM di Gunungkidul.