Sosial
Penderita HIV/AIDS di Gunungkidul Terus Meningkat, Mayoritas Tertular Saat Merantau






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Gunungkidul mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 lalu. Peningkatan yang saat ini terdeteksi oleh pemerintah yakni sebanyak 50 orang. Untuk itu Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul berupaya lebih gencar dalam melakukan sosialisasi sebagai upaya pencegahan penyakit berbahaya itu.
Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka mengungkapkan, pada tahun 2018 lalu, di Gunungkidul hanya terdeteksi 369 penderita HIV/AIDS. Pendataan dan pemeriksaan pun kemudian dilakukan oleh petugas kesehatan. Data terakhir, yang dimiliki oleh dinas ada peningkatan sebanyak 50 penderita temuan baru. Sehingga jika diakumulasikan tahun 2019 ada 419 penderita.
“Pemeriksaan dan deteksi selalu kami upayakan. Memang ada peningkatan tahun ini,” terang Priyanta, Selasa (03/12/2019).
Jumlah tersebut disebut Priyanta tidak menutup kemungkinan dapat bertambah seiring dengan pendataan yang dilakukan . Dijelaskannya, jumlah 419 penderita tersebut merupakan akumulasi temuan sejak tahun 2006 lalu. Jika dilihat dari segi usia, rata-rata penderita HIV adalah mereka yang berusia produktif sementara penderita laki-laki pun sedikit mendominasi dominasi dibandingkan dengan perempuan.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, dari pengalaman dan pendataan yang dilakukan pemerintah, mereka yang menderita penyakit berbahaya tersebut tertular penyakit saat yang bersangkutan bekerja di luar Gunungkidul. Saat dalam kondisi sakit, barulah mereka kembali dan ketika dilakukan pemeriksaan sudah positif terjangkit penyakit HIV.







Disinggung mengenai pengobatan yang dilakukan oleh para penderita, ia mengaku jika belum banyak yang terakses. Pasalnya ada sejumlah kemungkinan yang terjadi.
“Saat ini masih sangat terbatas orang yang ditemukan positif terjangkit HIV di tempat pelayan kesehatan. Jadi belum bisa menjangkau semua kasus,” tambah dia.
Lebih lanjut Priyanta mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahayanya penyakit tersebut. Selain itu juga menumbuhkan pengetahuan penanganan dan perlakukan terhadap penderita.
“Diperlakukan sama dengan orang pada umumnya saja. Jangan sampai penderita mendapat perlakuan atau penanganan yang berbeda,” imbuhnya.