Peristiwa
Penyakit Leptospirosis di Gunungkidul Terus Menurun
Wonosari,(pidjar.com)–Penyakit Leptospirosis masih terus ditemukan di Kabupaten Gunungkidul. Meski demikian, beberapa tahun terakhir jumlahnya tergolong sangatlah kecil, jika dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai lebih dari 60 kasus. Sekarang ini, aktifitas masyarakat banyak yang berada di ladang sehingga dinas kesehatan pun juga meminta masyarakat untuk tetap berhati-hati dan menjaga kebersihan.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan, tahun 2017 lalu terdapat 64 kasus leptospirosis, kemudian di tahun 2018 ada 17 kasus. Selanjutnya di tahun 2019 terdapat 12 kasus dan tiga diantaranya merenggut nyawa penderitanya.
“Tahun 2019 ada 3 orang karena penyakit leptospirosis,” kata Dewi Irawaty.
Sementara di awal tahun 2020 terdapat 3 kasus leptospirosis yang terlaporkan ke dinas kesehatan. Atas kesadaran masyarakat dan cepatnya tindakan yang diberikan oleh medis, 3 orang tersebut kemudian kondisinya membaik dan sudah dinyatakan sembuh.
“Untuk 3 kasus ini sudah diuji laboratorium dan memang leptosiprosis, tapi Alhamdulillah ketiganya sembuh,” tambah dia.
Leptospirosis merupakan sebuah penyakit, dimana bakteri yang biasanya ditularkan melalui tikus dapat mudah tertular pada seseorang jika terdapat luka terbuka dan tidak sengaja menyentuhnya. Jika tidak segera tertangani tentu dapat berakibat fatal.
Bakteri dapat berkembang di luka terbuka itu dan dapat merenggut nyawa korbannya. Musim penghujan seperti sekarang ini patutlah masyarakat mewaspadai persebaran penyakit ini. Terlebih bagi mereka yang banyak beraktifitas di areal persawahan. Bakteri ini berkembang saat matahari belum terik.
“Ya patut diwaspadai. Untuk itu penerapan hidup sehat sangatlah diperlukan. Cuci kaki dan tangan, jika ada luka sebaiknya segera diobati, dan menggunakan alas kaki saat beraktifitas,” tambahnya.
Penelitian yang dilakukan beberapa waktu lalu oleh lembaga tertentu juga menyebutkan jika persebaran bakteri yang ditularkan oleh tikus maupun hewan lain ini tidak hanya di persawahan saja. Melainkan kawasan pantai pun juga mejadi salah satu persebaran bakteri berbahaya tersebut. Perlu kehati-hatian saat melakukan beragam aktifitas.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro mengatakan jika ada 4 yang terlaporkan. Dari empat kasus tersebut sudah 3 yang positif leptospirosis. Kemudian satu diantaranya masih dalam tahap pengujian.
“Yang satu kasus belum tegak (suspect) jadi membutuhkan pengujian,” tambah Sumitro.
Dinas pun meminta pada masyarakat untuk mengunakanan pakaian melindungi tubuh serta membersihkan dan menutup luka dengan sebaik mungkin agar tidak terkena kontak langsung dengan hewan pembawa bakteri leptospira. Disarankan juga agar tidak menyentuh bangkai hewan secara langsung.
-
Politik3 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Politik3 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Pendidikan3 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gunungkidul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Titik Porak Poranda
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Peternak Telur Gelar Rembuk Nasional Demi Menyongsong Panen Jagung 1,9 Ton
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Waspada, 2 Bulan Terakhir Kasus DBD di Gunungkidul Tembus 280 Penderita, 2 Meninggal Dunia
-
Pariwisata6 hari yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Sosial4 minggu yang lalu
Perduli Layanan Masyarakat, Pengusaha Ini Salurkan 6 Unit Ambulans Untuk Warga Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Targetkan 25 Medali Emas, Pemerintah Janjikan Bonus Untuk Kontingen Popda Gunungkidul
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mega Proyek Pembangunan Gedung DPRD Gunungkidul Dilanjutkan Tahun Ini