Pemerintahan
Perkuat Wawasan Kebangsaan dan Jati Diri Bangsa, Tenaga Pendidik di Gunungkidul Disiapkan Sambut Mata Pelajaran PMP





Wonosari,(pidjar.com)–Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul sangat mendukung dikembalikannya mata pelajaran moral pancasila (PMP) yang selama ini digaungkan pemerintah pusat. Nantinya diharapkan dengan PMPdapat memupuk kembali pemahaman yang luas mengenai moral dan Pancasila pada kaum muda dan masyarakat yang saat ini mulai terkikis.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul, Bahron Rosyid mengungkapkan jika nantinya wacana dari pemerintah pusat ini benar terealisasi, pihaknya sangat siap melakukakannya. Kesiapan dinas sendiri bukan hanya bualan semata, pasalnya mulai saat ini pihaknya telah menyiapkan sumber daya manusia dalam hal ini tenaga pengajar.
“Intinya kami siap, tapi untuk pelaksanaan harus ada surat resminya. Hingga sekarang surat tersebut belum ada dan kami menunggu untuk melaksanakan kebijakan mengembalikan PMP untuk diajarkan lagi di sekolah. Tapi saat ini SDM kita sudah siap,” ujar Bahron, Jumat (02/08/2019).
Kesiapan sendiri bukan hanya untuk melaksanakan program pemerintah semata. Disamping itu, PMP diharapkan menjadi dasar ilmu untuk menunjukan jati diri sebagai warga Indonesia. Sehingga ciri khas warga Indonesia yang memiliki karakter sopan santun dan nasionalis tidak lagi memudar dan justru akan semakin kuat.
“Selain program dari pemerintah ini tentu kami dukung. Jangan sampai genersi penerus justru lupa dengan nilai-nilai yang harus ditanamkan pada diri mereka sesuai dengan jati diri orang Indonesia,” kata Bahron.





Lebih lanjut beberapa tahun belakangan, untuk menambahkan semangat pengamalan Pancasila dan pemberian wawasan kebangsaan pada pelajar Gunungkidul, pihaknya mulai menerapkan disiplin disetiap sekolah untuk melakukan inovasi dalam menumbuhkan jiwa Pancasila. Hal-hal yang sekiranya terlihat kecil namun berdampak luar biasa juga terus diterapkan.
“Misalnya sekolah kita wajibkan melakukan upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan dan beberapa cara lain. Sebenarnya ini memang sudah lama dilakukan, tapi seiring berkembangnya waktu jangan sampai ditinggalkan” tambah dia.
Pemahaman ini diharapkan mampu menjadi sebuah pondasi menangkal paham radikalisme dan paham-paham menyimpang lainnya. Seluruh sekolah baik negeri maupun yang berbasis keagamaan pun diwajibkan untuk melakukan pengamalan Pancasila. Sebenarnya tidak hanya dari sekolah saja dan dinas saja, melainkan dari instansi lain juga melakukan hal serupa.
“Misalnya saja dari TNI, mereka lebih menyasar masyarakat umun dan masuk ke desa-desa. Sehingga demikian, pemahaman masyarakat yang sekarang mulai pudar dapat kembali dipupuk dengan baik,” pungkas dia.

-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Allin, Anak Guru PAUD Yang Terima Beasiswa Dari 7 Universitas Luar Negeri
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Plesiran ke Obelix Sea View, Menikmati Sunset di Atas Tebing Pinggir Pantai Selatan Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Sosial5 hari yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Peristiwa3 hari yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Sosial2 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum1 minggu yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemerintah Gunungkidul Akan Buka Pendaftaran 439 Formasi PPPK