fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Perkuat Wawasan Kebangsaan dan Jati Diri Bangsa, Tenaga Pendidik di Gunungkidul Disiapkan Sambut Mata Pelajaran PMP

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul sangat mendukung dikembalikannya mata pelajaran moral pancasila (PMP) yang selama ini digaungkan pemerintah pusat. Nantinya diharapkan dengan PMPdapat memupuk kembali pemahaman yang luas mengenai moral dan Pancasila pada kaum muda dan masyarakat yang saat ini mulai terkikis.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul, Bahron Rosyid mengungkapkan jika nantinya wacana dari pemerintah pusat ini benar terealisasi, pihaknya sangat siap melakukakannya. Kesiapan dinas sendiri bukan hanya bualan semata, pasalnya mulai saat ini pihaknya telah menyiapkan sumber daya manusia dalam hal ini tenaga pengajar.

“Intinya kami siap, tapi untuk pelaksanaan harus ada surat resminya. Hingga sekarang surat tersebut belum ada dan kami menunggu untuk melaksanakan kebijakan mengembalikan PMP untuk diajarkan lagi di sekolah. Tapi saat ini SDM kita sudah siap,” ujar Bahron, Jumat (02/08/2019).

Kesiapan sendiri bukan hanya untuk melaksanakan program pemerintah semata. Disamping itu, PMP diharapkan menjadi dasar ilmu untuk menunjukan jati diri sebagai warga Indonesia. Sehingga ciri khas warga Indonesia yang memiliki karakter sopan santun dan nasionalis tidak lagi memudar dan justru akan semakin kuat.

Berita Lainnya  Isi Kekosongan 47 Formasi Seleksi CPNS Yang Minim Pendaftar, Pemkab Siapkan Rekruitmen Tenaga Non PNS

“Selain program dari pemerintah ini tentu kami dukung. Jangan sampai genersi penerus justru lupa dengan nilai-nilai yang harus ditanamkan pada diri mereka sesuai dengan jati diri orang Indonesia,” kata Bahron.

Lebih lanjut beberapa tahun belakangan, untuk menambahkan semangat pengamalan Pancasila dan pemberian wawasan kebangsaan pada pelajar Gunungkidul, pihaknya mulai menerapkan disiplin disetiap sekolah untuk melakukan inovasi dalam menumbuhkan jiwa Pancasila. Hal-hal yang sekiranya terlihat kecil namun berdampak luar biasa juga terus diterapkan.

“Misalnya sekolah kita wajibkan melakukan upacara bendera, menyanyikan lagu kebangsaan dan beberapa cara lain. Sebenarnya ini memang sudah lama dilakukan, tapi seiring berkembangnya waktu jangan sampai ditinggalkan” tambah dia.

Pemahaman ini diharapkan mampu menjadi sebuah pondasi menangkal paham radikalisme dan paham-paham menyimpang lainnya. Seluruh sekolah baik negeri maupun yang berbasis keagamaan pun diwajibkan untuk melakukan pengamalan Pancasila. Sebenarnya tidak hanya dari sekolah saja dan dinas saja, melainkan dari instansi lain juga melakukan hal serupa.

Berita Lainnya  Terkesan Anak Emaskan Sektor Kesenian, Pembangunan Kebudayaan di Gunungkidul Dipertanyakan Kalangan Dewan

“Misalnya saja dari TNI, mereka lebih menyasar masyarakat umun dan masuk ke desa-desa. Sehingga demikian, pemahaman masyarakat yang sekarang mulai pudar dapat kembali dipupuk dengan baik,” pungkas dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler