Sosial
Potret Trotoar di Gunungkidul Yang Sempit dan Tak Ramah Bagi Kaum Difabel






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Trotoar merupakan sarana utama pejalan kaki yang biasanya dibangun di tepi jalan raya. Namun demikian, berbeda dengan di negara-negara maju. Fasilitas trotoar yang seharusnya menjadi hak pejalan di sejumlah kota Indonesia dalam kondisi memprihatinkan. Tak hanya secara infrastruktur saja, namun juga dalam hal fungsinya saja.
Tidak hanya di kota-kota besar seperti Jakarta saja, potret trotoar yang cukup semrawut terlihat juga di Kabupaten Gunungkidul. Mirisnya, bukan hanya kalangan umum saja, jalur trotoar yang diperuntukan bagi kaum difabel juga di banyak titik terhalang.
Pantauan di lapangan, ruas trotoar yang berada di sekitar kota Wonosari tampak semarawut. Banyak pot tanaman berukuran besar hingga tiang lampu penerangan jalan.
Pemandangan seperti itu dapat dilihat di seputaran kantor Setda Gunungkidul, Alun-alun Wonosari, komplek kantor Kecamatan Wonosari, depan gedung DPRD Gunungkidul hingga pasar Argosari. Kondisi ini tentu saja kemudian dikeluhkan oleh penyandang disabilitas di Gunungkidul.
Ketua Komite Advokasi Penyandang Cacat Indonesia (KAPCI) Gunungkidul, Untung Subagyo sangat menyayangkan jalur trotoar khususnya difabel yang saat ini ada. Pasalnya, di banyak lokasi, jalur tersebut terhalang oleh bangunan yang tidak semestinya berlokasi di trotoar.







"Bagi kaum difabel sangat mengganggu kami, harusnya ditempatkan di tempat-tempat lain. Itu (trotoar) kan jalur untuk tuna netra," kata Untung kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Rabu (01/08/2018).
Menurutnya, pembangunan jalan untuk difabel di Gunungkidul terkesan asal-asalan dan tidak sesuai SOP pembangunan. Ia berharap pemerintah mengkaji ulang dan segera melakukan monitoring secara matang.
"Kami harapkan ada tindakan, sebab sudah sangat lama sekali tidak ada perhatian (jalan) bagi kaum disabilitas," lanjut dia.
Ia juga menyayangkan kaum disabilitas tidak dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan jalan serta trotoar.
"Kita pengen dilibatkan saja, sehingga tidak seperti sekarang banyak yang sempit dan asal-asalan," pungkasnya.