fbpx
Connect with us

Pariwisata

Puncak Gunung Gambar, Panorama Indah dan Menyimpan Segudang Sejarah

Diterbitkan

pada

BDG

Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Berada di daerah dataran tinggi tentu memiliki keuntungan tersendiri bagi Kabupaten Gunungkidul. Bagaimana tidak, terdapat banyak lokasi wisata yang berada di atas pegunungan dengan menyuguhkan panorama nan indah. Di sisi lain ada pula obyek wisata bersejarah, seperti Gunung Gambar, yang terletak di ketinggian 650 mdpl perbatasan antara Desa Kampung dan Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen.

Gunung Gambar merupakan salah satu obyek wisata yang telah booming sejak beberapa tahun lalu. Untuk menuju ke tempat ini, membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari pusat kota Wonosari. Tak perlu risau mengenai jalur yang sulit atau minimnya petunjuk jalan. Mayoritas jalan untuk sampai ke tempat ini telah diaspal dan mulus. Meski demikian memang membutuhkan nyali yang besar.

Pasalnya pengunjung harus melewati pemukiman, areal pertanian hingga melewati hutan. Jalannya pun juga cukup menantang, menguji skill dalam berkendara. Bagaimana tidak untuk sampai di Gunung Gambar, harus menakhlukan medan yang terus menanjak dan berliku, pengunjung pun harus berhati-hati saat mengendarai sepeda motor maupun kendaraan roda empat.

“Gak kecewa sih meski jalannya bagi saya cukup menantang tapi asyik. Apa lagi kalau rame-rame jauh lebih berasa asyiknya di jalanan. Tapi tetap tidak boleh terlena, mengingat jalan yang dilalui menanjak dan berliku,” kata Wulan Tia yang berkunjung ke obyek ini.

Meski medan yang dilalui cukup sulit dan agak lama, namun lelah di perjalanan akan terbayar saat pengunjung sampai di puncak Gunung Gambar. Dari bukit, pengunjung dapat menikmati segarnya angin yang berhembus. Pepohonan hijau dan ladang pertanian warga terlihat jelas dari atas gunung ini. Hamparan panorama yang cukup indah dan memukau sejauh mata memandang.

Tak hanya itu, baik siang maupun malam dari puncak ketinggian itu, pengunjung Gunung Gambar dapat melihat hiruk pikuknya sebagian Kabupaten Klaten, Kota Solo maupun Wonogiri. Dari atasan gunung dapat terlihat jelas kendaraan yang yang berlalu lalang dan gemerlap lampu penerangan jalan.

Berita Lainnya  Pemda DIY Keluarkan Edaran Penutupan Kawasan Wisata saat Malam Pergantian Tahun, Wisatawan Batalkan Booking Tempat

“Bagus banget spotnya luar biasa. Kek langsung jatuh cinta sama tempat itu,” tambah dia.

Tarif untuk memasuki obyek wisata dan petilasan Gunung Gambar tidak lah mahal. Hanya berkisar Rp 5.000 pengunjung sudah bisa menikmati keindahan alam Gunungkidul yang luar biasa.

Hal yang sama juga diungkapkan Budi Saputro salah seorang pengunjung, ia terpesona dengan keindahan obyek wisata ini. Selain memberikan keindahan betang alam yang tiada tandingannya itu, pengunjung juga mendapat pengalaman dan pengetahuan yang lebih. Sering kali di obyek wisata Gunung Gambar digunakan untuk menggelar tradisi Jawa yang tak pernah ditinggalkan oleh masyarakat sebagai wujud syukur.

“Tempat bersejarah juga. Sambil berwisata kita dapat tambahan pengetahuan bersejarah,” terang dia.

Terdapat dua buah petilasan pula yang terletak di tempat ini. Seringkali pengunjung dari luar kota maupun Gunungkidul tidak hanya berwisata melainkan melakukan ritual-ritual kejawen untuk menghormati para leluhur. Ada secarik cerita bersejarah jaman terdahulu dibalik indahnya panorama Gunung Gambar.

Berita Lainnya  Obyek Wisata Yang Ditutup Terus Bertambah

Alkisah ketenaran Gunung Gambar berawal dari suksesi di Keraton Surakarta pada masa pemerintahan Susuhunan Paku Bhuwana (PB) I di awal abad 17. Kala itu, Pangeran Ario Mangkunegara I, ayahanda Pangeran Sambernyawa batal diangkat jadi raja menggantikan PB I lantaran PB II yang notabene saudara lain ibu melakukan manuver politik. Akhirnya Ario Mangkunegara I diasingkan ke Ceylon (Srilanka) dan PB II memindahkan keratin dari Kartasura ke Surakarta.

“Ketika hendak diasingkan ke Srilanka tersebut istri Ario Mangkunegara I melahirkan putra yang diberi nama Raden Mas Said yang kelak bergelar Pangeran Sambernyawa. Dan Pangeran Sambernyawa adalah sosok pahlawan yang melahirkan strategi perang gerilya melawan Belanda,” terang Supodo, juru kunci Gunung Gambar.

Sejak remaja, sambung Supodo, sosok Pangeran Sambernyawa sudah gentur tirakate (red-bertapa). Di Gunung Gambar itulah Pangeran Sambernyawa mengatur strategi menghadapi Belanda yang dinilainya telah mengacak-acak tata pemerintahan Keraton Surakarta. Sebab adu domba Belanda maka sampai Keraton Surakarta terpecah menjadi dua. Pangeran Mangkubumi yang notabene putra Amangkurat IV naik tahta di Yogyakarta bergelar Sultan Hamengku Bhuwono I lewat Perjanjian Giyanti.

Berita Lainnya  Pantai Widodaren Sepi Pasca Pemblokiran, Bupati: Investor Harus Komunikasi Dengan Warga Lokal

“Pangeran Sambernyawa melanjutkan perjuangan melawan Belanda. Sungguh fantastis strategi tempur yang dijalankannya. Ibarat makan bubur panas, ia sendok dari pinggiran. Bergerak bagai siluman, menekan daerah konflik menggusur daerah pertahanan yang lemah. Lalu bergerak ke tengah menyasar pusat pemerintahan di Solo,” tambahnya.

Prinsip bertempur tiji tibeh atau mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh ditanamkan Pangeran Sambernyawa dari atas puncak Gunung Gambar kepada seluruh prajuritnya. Alhasil Belanda dibuat kalang kabut menghadapi pola tempur ala Pangeran Sambernyawa dan anak buahnya. Sebab Belanda sangat kesulitan menangkap Pangeran Sambernyawa lantaran terlindung pohon dan bebatuan terjal diatas puncak Gunung Gambar. Sementara disisi lain, pergerakan kumpeni Belanda senantiasa terpantau Pangeran Sambernyawa dari atas Gunung Gambar.

“Jadi di Gunung Gambar ini Pangeran Sambernyawa mesu raga sembari berperang melawan penjajah. Karena kesaktiannya lah maka mendapat julukan Sambernyawa, dimana setiap geraknya pasti menelan korban jiwa musuh. Puncaknya lewat perjanjian Salatiga Pangeran Sambernyawa dinobatkan sebagai Susuhunan Mangkunegara I,” lanjut dia.

Menurut cerita, Gunung Gambar dipilih Pangeran Sambernyawa untuk bertapa lantaran tempat tersebut juga sebuah petilasan dari Pangeran Gading Mas, salah seorang putra Prabu Brawijaya V saat pecahnya Kerajaan Majapahit. Tak heran jika saat ini Gunung Gambar masih dianggap sakral lantaran beberapa misteri yang terdapat di tempat tersebut.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Okupansi Hotel di Gunungkidul Hampir 100 Persen 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Momen libur natal dan tahun baru 2025 menjadi hal positif bagi Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) okupansi hotel sangat...

Pariwisata2 minggu yang lalu

10 Ribu Wisatawan Kunjungi Gunungkidul Dimalam Pergantian Tahun 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Dinas Pariwisata Gunungkidul mencatat sebanyak 10 ribu wisatawan mengunjungi destinasi wisata di Gunungkidul saat perayaan malam tahun baru 2025....

Pariwisata2 bulan yang lalu

Miliki Daya Tarik Tersendiri, Wota-wati Bersolek Jadi Kawasan Green Tourism

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Girisubo,(pidjar.com)– Padukuhan Wota-wati yang berada di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo merupakan daerah yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan padukuhan lain...

Pariwisata4 bulan yang lalu

Daop 6 Yogyakarta Bersama Korlantas Polri Gelar Sosialisasi Keselamatan, Pelanggaran Lalu Lintas Ditindak

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4  Jogja, (pidjar.com) — Daop 6 Yogyakarta bersama Korlantas POLRI melakukan sosialisasi keselamatan dan penindakan pelanggaran lalu lintas di area...

Pariwisata4 bulan yang lalu

Gelaran Gunungkidul Tourism Festival Untuk Tarik Wisatawan Saat Low Season

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus berupaya memperkenalkan obyek wisata yang dimiliki kepada khalayak ramai. Salah satu kegiatan Dinas Pariwisata Gunungkidul...

Berita Terpopuler