Pariwisata
Salah Kelola, Dua Obyek Wisata di Gedangsari Masih Memilih Tutup
Gedangsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kawasan Green Village Gedangsari pada Rabu (20/10/2021) kemarin resmi mendapatkan izin untuk diujicobakan dibuka. Namun begitu, kawasan yang berada di sisi utara Kabupaten Gunungkidul ini sama sekali tak ada yang berkunjung. Bahkan pengelola sendiri memilih untuk masih menutup kawasan ini.
Berdasarkan pantauan pidjar-com-525357.hostingersite.com, tak ada satupun wisatawan yang berkunjung di lokasi ini. Hingga saat ini, papan sertifikat CHSE dan papan scan aplikasi PeduliLindungi belum tersedia. Kawasan ini memang sudah lama tutup. Kendati pesona keindahan alam nampak jelas pada obyek wisata ini, namun memang lama tak terurus. Terlebih, tali flying fox yang menjadi satu-satunya daya tarik wisata ini sudah usang dimakan karat dan cenderung membahayakan.
Salah satu pengelola Kawasan Green Village Gedangsari, Sunarwan mengatakan, pihaknya memilih untuk menutup kawasan ini karena berencana untuk melakukan peremajaan kepengurusan. Sehingga harapannya, begitu lokasi ini dibuka lagi dari sisi sarana dan daya tarik wisata sudah terpenuhi.
“Meskipun sudah memiliki izin, kami memang memilih untuk masih tutup dulu, sembari peremajaan kami juga mempersiapkan sarana pra sarana,” kata Sunarwan, Kamis (21/10/2021).
Sunarwan menambahkan, saat ini pihaknya masih dalam proses pengajuan sertifikat CHSE. Namun begitu, ia mengakui di lokasi ini juga masih kesulitan sinyal internet.
“Hanya provider tertentu yang lancar, lainnya susah sinyal,” terang dia.
Ketika dikonfirmasi, Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono mengatakan, jauh sebelum pandemi, dua lokasi wisata tersebut memang sudah tidak beroperasi. Ia memberi contoh seperti misalnya di Green Village Gedangsari memang biaya pemeliharaan cukup mahal. Di sisi lain kapasitas dan juga kemampuan Sumber Daya Manusia juga belum memadai. Selain Green Village, ada juga satu obyek wisata di Gedangsari yang masih memilih tutup, yaitu Obyek Wisata Gunung Gentong.
“Ditambah masa pandemi ini memang dua lokasi tersebut belum dilakukan simulasi ujicoba wisata di era new normal, hampir tidak ada pengunjung di sana,” jelas Hary.
Hary menambahkan, untuk kembali beroperasional, dua lokasi tersebut dibutuhkan kesiapan SDM, tata kelola dan juga sarana prasarana. Pihaknya akan mengecek kesiapan lokasi tersebut.
“Untuk membuka lokasi tersebut sekitar tahun 2017an memang anggarannya dari hibah gubernur kalau jumlah pastinya kami memang tidak tahu, hibahnya langsung desa,” kata Hary.
Saat disinggung mengenai sulitnya sinyal di kawasan tersebut, Harry mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Diskominfo Gunungkidul.
-
Budaya4 minggu yang lalu
Berikut Hasil Pembukaan Cupu Panjala
-
Politik2 minggu yang lalu
Mantan Pj Sekda Ungkap Bahaya Janji Manis Hibah 100 Juta per Padukuhan
-
Kriminal1 minggu yang lalu
Kasatkornas Banser Syafiq Syauqi Temui Pengasuh Pondok dan Perwakilan Pemuda Indonesia Timur
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Mengintip Perjalanan Panjang Klub Voli Ganeksa Bhumikarta Yang Mulai Bersinar di Level Nasional
-
Budaya4 minggu yang lalu
Pakar Pariwisata : Pengumpulan Data Gastronomi Terkendala Kurangnya Edukasi dan Pewarisan Budaya Kepada Generasi Muda
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Pekerja Proyek JJLS Temukan Goa Saat Proses Penggalian Bukit
-
Politik2 minggu yang lalu
Tanggapi Santai Tuntutan Diskualifikasi, Timses : 03 Paling Kuat, Wajar Mau Dijegal
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tak Berizin, Polisi Tutup Seluruh Outlet 23 Penjual Miras di Gunungkidul
-
Budaya4 minggu yang lalu
Tampilkan Enam Kelompok, Parade Teater Linimasa #7 Bakal Digelar di TBY
-
event4 minggu yang lalu
Filateli Sebagai Edukasi dan Investasi
-
Budaya4 minggu yang lalu
Pameran Seni Visual & Bonsai Resmi Dibuka di Loman Park Hotel Yogyakarta
-
Sosial4 minggu yang lalu
Penjelasan DLH Mengenai Penutupan Goa di Proyek JJLS Gunungkidul