Peristiwa
Sempat Tiarap Karena Corona, Rumah Cokelat Nglanggeran Kembali Berproduksi
Patuk(pidjar.com)–Kalurahan Nglanggeran, Kapanewon Patuk meruapakan wilayah yang terkenal dengan pariwisatanya, yakni Gunung Api Purba Nglanggeran dan beberapa obyek wisata lainnya. Di wilayah ini, para warganya sejak bertahun-tahun silam mengembangkan tanaman kakao, bahkan tak sekedar memproduksi buahnya saja. Melainkan juga membuat olahannya, sayangnya dampak pandemi covid 19 yang terjadi belakangan ini menurunkan kuantitas produksi dan hasil penjualan.
Di wilayah ini, terdapat dua rumah produksi coklat yang dikelola masyarakat. Pemberdayaan masyarakat sangatlah kental di kawasan wisata ini. Sebagai contohnya, sejak tahun 2015 lalu, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), LIPI, dan Pemkab Gunungkidul, menggangas pembentukan Taman Teknologi Pertanian (TTP) yang didalamnya terdapat pengolahan coklat.
Di TTP Nglanggeran ini, masyarakat memproduksi olahan coklat hadil panen untuk dibuat minuman, dodol dan beragam jenis lain. Produksi ini kemudian dijajakan kepada para wisatawan yang masuk dan ingin membeli buah tangan saat berkunjung ke Nglanggeran.
Salah seorang pengurus TTP Nglanggeran, Tutuk Handayani mengatakan, sebelum pandemi setiap bulan TTP Nglanggeran memproduksi kurang lebih 170 an kilo bubuk coklat yang diperoleh dari warga sekitar Kapanewon Patuk. Sayangnya 3 bulan terakhir produksi ini harus terhentu lantaran sepi permintaan, dan tidak adanya aktifitas lantaran pandemi.
“Kita sempat terhenti aktifitasnya, baru mulai lagi awal Juli 2020 kemarin kembali buka,” kata Tutik.
Terhentinya segala aktifitas wisata berdampak pada terganggunya pemasaran olahan cokelat dari kawasan ini. Pasalnya, selama ini untuk pemasaran masih mengandalkan kunjungan para wisatawan yang masuk ke Nglanggeran.
“Meski sudah beraktifitas kembali tapi untuk permintaan masih belum pulih seperti biasa. Tentu ada penurunan permintaan, untuk kualitas olahan sendiri tetap kami jaga,” jelas dia.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk penjualan secara online terkendala harga yang relatif tinggi dibandingkan coklat yang diproduksi pabrik besar. TTP menjual hasil olahan mulai Rp 13.000 hingga Rp 75.000 per produk. Dengan demikian, untuk tetap bisa produksi dan mendapatkan penghasilan, akan dilakukan kerjasama dengan rumah produksi lain.
“Nanti akan ada sinergitas dengan produksi lain seperti di Griya Coklat Nglanggetan dan yang satunya di Padukuhan Doga,” imbuhnya.
Pengurus Griya Coklat Nglanggeran, Surini mengatakan hal yang sama. Selama tiga bulan terakhir Griya coklat Nglanggeran aktifitas jual beli secara langsung sangatlah berkurang. Untuk tetap bisa menjual olahan mereka dilakukan penjualan secara online. Hanya saja memang untuk penjualan menggunakan metode ini masih minim peminat.
“Daya beli tentu berkurang selama pandemi ini,”kata Surini.
Bulan biasanya, di rumah produksi ini bisa mengolah 150 sampai dengan 200 kg kakao. Namun karena kondisi seperti sekarang produksi pun juga berkurang.
-
Uncategorized20 jam yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa5 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puncak Arus Mudik Diperkirakan 9 April, Sejumlah Jalur Alternatif Disiapkan